25 radar bogor

Bank Mayora Tumbuh Positif, Aset Capai Rp5,35 Triliun

Omer Ritonga/Radar Bogor LAYANAN: Seorang nasabah mendapat layanan dari pegawai salah satu kantor cabang Bogor yakni Bank Mayora di Jalan Suryakancana, Bogor.

BOGOR–Sebagai bank swasta nasional, PT Bank Mayora atau lebih dikenal dengan Bank Mayora terus menunjukkan perkembangan dan pert­umbuhan yang cukup pesat. Bahkan, sejak 2012 sampai 2016 lalu menunjukkan kinerja positif. Baik itu total aset atau harta, kredit atau pembiayaan, dana pihak ketiga (DPK) serta laba bersih.

Data yang diperoleh Radar Bogor, total aset atau harga Bank Mayora secara beturut-turut dari 2012–2016, yakni Rp2,3 triliun, Rp2,8 triliun, Rp4,6 triliun, Rp5,14 triliun, dan akhir 2016 mencapai Rp5,35 triliun. Tak hanya aset, di periode sama juga mengalami pertumbuhan positif untuk penyaluran kredit atau pembiayaan.

Penyaluran kredit 2012 sebesar Rp1,34 triliun, tahun berikutnya berturut-turut Rp1,92 triliun, Rp2,85 triliun, Rp3,51 triliun dan tahun 2016 lalu Rp3,3 triliun. Sedangkan untuk DPK dengan periode sama, dari Rp1,87 triliun, Rp2,32 triliun, Rp3,85 triliun, Rp3,95 triliun, dan Rp4 triliun.

Lalu, laba bersih yang diperoleh di waktu yang sama Rp7,7 miliar, Rp8,9 miliar, Rp17,25 miliar, Rp44,12 miliar dan Rp56,32 miliar. Selain itu, total kantor saat ini sudah berjumlah 40 unit, ATM sebanyak 51 unit dilengkapi jumlah EDC 1.287 unit. Khusus di Bogor, Bank Mayora memiliki satu kantor cabang yang berlokasi di Jalan Suryakancana dan tiga kantor cabang pembantu (KCP) dan satu kantor kas (KK).

Dari pencapaian tersebut, berbagai hal perubahan terjadi di bank yang juga merupakan bagian dari Mayora Group ini. Di antaranya, perubahan status dari Bank Buku I menjadi Bank Buku II, bank yang memiliki modal inti kisaran Rp1-5 triliun yang membuat lini bisnis Bank Mayora kian beragam.

Bank Mayora juga masuk dalam kategori segmen bisnis bancassurance serta masuk dalam kategori manajemen yang sehat. “Rambah lini bisnis baru, bancassurance and wealth management,” terang Direktur Utama Bank Mayora, Irfanto Oeij kepada Radar Bogor, kemarin (14/11).

Irfanto mengakui, dengan kinerja bank yang terus tumbuh akhirnya keberadaan Bank Mayora bisa diakui. Ini dapat dilihat dari diraihnya penghargaan dari pihak independen. Yaitu, predikat sangat bagus di ajang Infobank Award pada Agustus lalu. Bank Mayora juga tercatat sebagai bank dengan tingkat efisiensi terbaik, The Most Efficient Bank Bisnis Indonesia Award pada Oktober tahun lalu. Prestasi lainnya, yakni memperoleh enam penghargaan dalam waktu bersamaan di ajang Anugrah Perbankan Indonesia 2016.

Sebagai salah satu perusahaan dengan tata kelola perusahaan yang sehat, transparan serta profesional dalam GCG Award 2016, Bank Mayora terus meningkatkan pelayanan kepada nasabah maupun mitra kerja, hingga dapat terus bersaing dan memiliki competitive advantage yang lebih dari kompetitor. Bank juga lebih memberikan kemudahan-kemudahan dan benefit kepada para nasabah dalam produk usaha serta kecepatan dalam tiap penyelesaian keluhan menjadi prioritas bank.

“Kami juga selalu membina hubungan dan komunikasi baik, tidak hanya dengan nasabah tapi juga dengan mitra bisnis yang menjadi fokus utama perusahaan,” imbuhnya.

Untuk diketahui, Bank Mayora berdiri sejak akhir Juli 1993 sebagai bagian dari Mayora Group, salah satu produsen food and beverages terbesar di Indonesia. Dengan terus memberikan pelayanan terbaik pada nasabah, khususnya di segmen ritel dan juga konsumen, Bank Mayora terus berkembang dan mendapat kepercayaan dari nasabah.

Perubahan status sebagai bank umum devisa melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor 15/15/KEP.DpG/ 2013 pada Mei 2013, akselerasi pertumbuhan Bank Mayora semakin bertambah.

Secara bertahap Bank Mayora mengalami perkembangan. Pada 1998, masuk sebagai salah satu bank kategori A yang tidak memerlukan rekapitalisasi oleh pemerintah RO pascakrisis moneter pada 1998. Terus berjalan dan beroperasi melayani nasabah, pada 2006 masuk dalam jaringan ATM Bersama hingga memudahkan nasabah untuk bertransaksi.

Pada 2012, mulai beroperasi ATM milik sendiri yang terhubung dalam jaringan ATM Bersama, mulai mengembangkan segmen mikro dan proyek penggantian core banking system serta peningkatan modal disetor menjadi Rp300 miliar. Memasuki 2104, mulai masuk segmen kredit pensiunan, penambahan jumlah jaringan kantor menjadi 35 kantor dan ATM menjadi 36 unit serta dilakukan kembali peningkatan modal disetor menjadi Rp585 miliar.(mer/c)