25 radar bogor

Pengurus DKM Terima Uang Terima Kasih

DALAM SOROTAN: Pembangunan Masjid Raya Al Ijtihad Leuwisadeng menuai kontroversi

LEUWISADENG–Pem­bangunan Masjid Raya Al Ijtihad Leuwisadeng yang tak sesuai perencanaan, tidak terlepas dari dugaan suap yang dilakukan oleh pelaksana ke­pada oknum pengurus dewan kemakmuran masjid (DKM) tersebut.

Salah satunya, penggunaan garnit yang seharusnya meng­gunakan jenis garuda, tetapi yang dipakai hanya granit biasa.

Sumber Radar Bogor me­ngatakan, ada tiga oknum DKM Al Ijtihad yang diduga men­da­pat­kan nominal uang dari pelak­sa­na pembangunan masjid.

”Memang benar ada. No­minalnya ada yang dapat Rp10 juta sampai Rp12 juta per orang,” ujarnya sembari meminta na­manya tak dikorankan.

Hal itu diakui Bendahara DKM Al Ijtihad Ii. Ia telah menerima lebih dari sekali sejumlah uang dari pelaksana. Yang diterima setiap kali melakukan pencairan dana pembangunan.

Untuk nominalnya, Ii mengaku tidak begitu hafal. Paling besar saat dirinya mencairkan pen­danaan pembangunan masjid sebesar Rp700 juta. Dari sana ia mendapatkan uang Rp5 juta. ”Saya tidak tahu uang apa. Katanya uang terima kasih karena sudah mencairkan dana,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, pembangunan Masjid Al Ijtihad bermasalah. Bangunan yang berada di Jalan Raya Leu­wisadeng, Kampung Paku Landeuh, Desa Sadeng, Ke­camatan Leuwisa­deng, itu dibangun tidak sesuai spesifikasi dan rencana angga­ran bangunan (RAB).

Pembangunan Masjid Raya Leuwisadeng ini menelan anggaran sebesar Rp1,2 miliar. Sumber pendanaannya berasal dari APBD Kabupaten Bogor.

”Banyak pengaduan dari warga tentang pembangunan masjid. Seperti penggunaan granit yang tidak sesuai spesifikasi,” ujar tokoh agama Kecamatan Leu­wisadeng Gunawan.

Ia menduga ada indikasi penyuapan yang dilakukan oleh pemborong. Di mana salah satu anggota DKM menerima amplop agar pembangunan tidak sesuai spesifikasi. ”Ada informasi yang mengarah ke sana,” ujar pria yang menjabat sebagai Ketua Umum Forum Ukhuwah Santri itu.(all/c)