25 radar bogor

Kalahkan Madura United, Kemenangan Bhayangkara FC Kontroversial

JUARA KONTROVERSIAL: Pemain Bhayangkara FC merayakan kemenangan

BANGKALAN–Sembilan kartu kuning dan tiga kartu merah keluar dari kantong wasit Seyed Vahitd Kazemi yang memimpin pertandingan antara Madura United dengan Bhayangkara FC, Rabu (8/11) malam di Stadion Gelora Bangkalan.

Bhayangkara FC memenangi pertandingan keras lawan Madura United dengan skor 3-1. Kemenangan ini membuat Bhayangkara FC juara Liga 1 2017.

Gol pembuka Bhayang­kara FC dicetak pada menit ke-50 oleh Ilija Spasojevic pada menit ke-50. Berawal Spaso berhasil memaksimalkan bola muntah di muka gawang Madura United guna menjadi gol pembuka untuk timnya.

Perjuangan Madura United semakin berat menyusul kartu kuning kedua yang diterima Fandi Eko Utomo pada menit ke-57. Fandi sebenarnya baru masuk pada menit ke-52 menggantikan Andik Rendika Rama. Namun, pelanggaran keras kepada Lee Yoo Joon membuat Fandi terusir dari lapangan. Kini tuan rumah hanya bermain dengan sembilan orang.

Bermain melawan sembilan orang membuat Bhayangkara FC leluasa untuk menggandakan skor menjadi 2-0 dari gol kedua Spaso menit ke-67. Jalannya pertandingan semakin seru ketika tuan rumah sukses memperkecil kedudukan menjadi 1-2 dari gol Rizky Dwi Febrianto menit ke-69.

Madura United harus bermain dengan delapan orang menyusul kartu merah Rizky Dwi Febrianto pada menit ke-85 karena melanggar M. Ichsan.

Pertandingan berakhir dengan skor 3-1 setelah Spaso mencatat hattrick pada penghujung pertandingan. Ia memaksimalkan assist Evan Dimas Darmono.
“Saya sangat senang dan bangga. (Gelar) itu adalah alasan saya di sini,” kata Spaso selepas pertandingan.

Namun, gelar jura Liga 1 yang disandang Bhayangkara FC, menuai protes dan kritikan. Manajer Madura United, Haruna, menyinggung, tambahan tiga angka yang diperoleh Bhayangkara FC setelah dinyatakan menang 3-0 atas Mitra Kukar oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Keputusan ini dianggap ikut berperan dalam gelar juara yang berhasil diraih Bhayangkara FC.

“Ternyata di sepak bola itu poin tidak perlu didapat dari lapangan. Poin itu bisa didapat di atas meja dan tidak perlu lagi berjuang keras selama 90 menit di lapangan,” sindir pria asli Surabaya tersebut.

Haruna juga kesal karena tiga pemainnya mendapat kartu merah dari sang pengadil. Mereka adalah Peter Odemwingie, Fandi Eko Utomo, dan Rizky Dwi Febrianto. Dalam pandangan­nya, wasit terlalu mudah menghukum pemainnya dengan kartu merah.

Sedangkan perlakuan terhadap Bhayangkara FC dinilai sebaliknya. “Saya tidak perlu lagi bicara tentang kualitas wasit asing. Semua orang bisa menilai karena ini pertandingan live,” imbuh Haruna.

Manajer Bhayangkara FC, AKBP Sumardji juga tak luput dari sindiran eks Ketua PSSI Jawa Timur (Jatim) tersebut. Seperti diketahui, Sumardji dijatuhi hukuman larangan memasuki stadion dalam empat pertandingan, serta denda sebesar Rp150 juta. Namun, Sumardji justru berada di tribun VIP Stadion Gelora Bangkalan.(jpg)