CIBUBUR-Kemacetan yang terjadi di wilayah Cibubur saat ini tak lepas dari volume kendaraan yang meningkat setiap waktu. Maka tak heran jika perpindahan masyarakat ke wilayah Cibubur tidak hanya membawa jumlah jiwa, namun juga kendaraan. Baik roda dua maupun empat.
Kawasan Cibubur memiliki titik-titik kemacetan di beberapa ruas jalan alternatif Cibubur-Transyogi. Bahkan, tak sedikit simpul yang memiliki waktu kemacetan yang terbilang sering dan lama di setiap harinya.
Radar Cibubur pun menelusuri ruas-ruas kemacetan sepanjang jalur alternatif Cibubur hingga Transyogi. Dimulai dari simpang Cibubur Junction, kemacetan sudah terlihat sejak pagi, atau tepatnya di jam berangkat kerja.
Menurut masyarakat sekitar, kepadatan mulai terasa saat sore hari ketika jam pulang kerja. Kepadatan terjadi akibat banyaknya angkutan yang mangkal di Jalan Jambore serta ruas jalan menuju Buperta Cibubur yang terlalu sempit.
Di ruas jalan depan Buperta Cibubur juga mengalami hal yang sama. Tepat di pagi dan sore hari, jalur tersebut bak lautan kendaraan. Kepadatan biasa terjadi akibat menumpuknya kendaraan dari arah tol maupun sebaliknya.
“Memang di sini selalu macet di jam pagi sama orang pulang kerja. Karena yang ke arah Gunung Putri juga lumayan banyak dari arah sini,” ungkap seorang warga yang merupakan juru parkir sekitar Buperta Cibubur, M Hasan (56) pada Radar Cibubur, kemarin pagi (07/11).
Bergeser ke arah lainnya, penumpukan kendaraan kembali terlihat di depan pembangunan apartemen megah Trans Park Cibubur maupun arah sebaliknya depan RS Meilia Cibubur. Selain karena banyaknya kendaraan yang ingin memasuki jalur alternatif di samping pembangunan, kontur jalan yang rusak serta putar balik yang terlalu dekat juga membuat jalur tersebut selalu padat.
Tak sampai di situ, kepadatan dua arah juga selalu terjadi di simpang Plaza Cibubur setiap hari. Apalagi sejak diaktifkannya kembali traffic light, kepadatan tak bisa dibendung. Terkadang, kemacetan terjadi hingga depan Mal Ciputra Cibubur.
Di titik simpul tersebut, terdapat proyek pembangunan Tol Cimanggis-Cibitung (Cimaci) Seksi II yang cukup banyak memakan badan jalan. Akibatnya, jalan yang menyempit tak sebanding dengan volume kendaraan yang selalu bertambah.
“Semenjak ada pembangunan ini, ya, macetnya jadi makin lama. Kadang setiap hari itu lancarnya bisa dihitung cuma beberapa jam. Karena memang jalannya jadi sempit,” kata warga Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Adang (59).
Kepadatan juga selalu terjadi di depan Kota Wisata Cibubur maupun arah sebaliknya, persis depan Sekolah Al Azhar Syifa Budi Cibubur. Selain karena adanya penyempitan jalan di Jembatan Cikeas, putaran balik dan banyaknya kendaraan yang parkir di pinggir jalan membuat kemacetan selalu terjadi di pagi dan sore hari dengan waktu yang cukup lama.
“Kadang saya dari arah Jakarta butuh satu setengah jam untuk sampai ke rumah di Kota Wisata, ya karena macet itu. Ke depan harus ada solusinya, karena ke depan Cibubur akan semakin berkembang,” aku Bambang Hadi (48), warga Kota Wisata Cibubur.
Sementara itu, pengamat transportasi Universitas Ibn Khaldun Bogor, Teddy Murtedjo menjelaskan, tak bisa dihindari lagi jika suatu wilayah alami kemacetan yang luar biasa imbas dari bertambahnya volume kendaraan.
“Apalagi ruas jalan yang tidak terlalu lebar, itu bisa mempersempit ruang gerak kendaraan. Jika tidak bisa mengurangi volume kendaraan, solusinya harus melebarkan jalan-jalan utama,” beber Teddy.
Jumlah penduduk yang selalu meningkat, kata dia, seiring dengan penambahan volume kendaraan yang sama pula. Apalagi, segmentasi masyarakat yang berpindah ke kawasan Cibubur tak sedikit yang menengah ke atas.(dka/c)