BOGOR–Lembaga Pendidikan Taman Siswa menguatkan kembali sistem Among yang telah diterapkan serta menyesuaikannya ke dalam kurikulum nasional. Untuk itu, sekolah yang berlokasi di kawasan Cimanggu, Kota Bogor, itu mengundang semua tenaga pendidik dalam seminar pada Sabtu (04/11) lalu.
Ketua panitia, M. Fajar Alam menjelaskan bahwa seminar diisi dengan beberapa sesi untuk mempertajam kurikulum yang telah diterapkan di Taman Siswa, yaitu sistem Among yang sudah turun-temurun diwariskan dari Ki Hajar Dewantara.
“Sistem Among itu sistem pendidikan yang merangkum semua lini, yaitu silih asih, asah dan asuh,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Sistem ini juga menerapkan sistem nasional sehingga menyinergikan dengan kurikulum nasional. Di Indonesia, menurut dia, banyak mencontoh sistem pendidikan dari luar negeri sedangkan negara sendiri miliki sistem pendidikan yang tidak tergerus oleh zaman. Oleh karena itu, sistem Among tetap dipertahankan di Taman Siswa.
Di tempat yang sama, Kepala Taman Siswa, Dedi mengatakan bahwa seminar ini membahas bagaimana para tenaga pendidik di Taman Siswa bisa menerapkan sistem Among dengan kurikulum nasional secara bersinergi.
“Mereka harus bisa mengaplikasikan sistem Among di kurikulum nasional yang saat ini digunakan di Indonesia, yaitu Kurikulum 2013,” tambahnya.
Dedi mengatakan, nantinya ada evaluasi bagaimana atau seberapa jauh berjalannya sistem Among dan kurikulum nasional diajarkan atau diterapkan di Taman Siswa dakam jangka waktu kedepan.
Sementara, Sekretaris Jenderal Perguruan Taman Siswa, Saur Panjaitan menegaskan bahwa sistem Among yang diterapkan di Taman Siswa sebenarnya sudah bisa menjawab dari pendidikan karakter yang saat ini digembor-gemborkan pemerintah.
Ia juga mengatakan bahwa lambang Dinas Pendidikan yaitu Tut Wuri Handayani sama dengan sistem Among. “Kami terus mengembangkan ini untuk mencetak generasi muda berkarakter dan menyampaikan kepada pemerintah bahwa hasil sistem Among yaitu pendidikan karakter dan budi pekerti,” tutupnya.(ran/c)