25 radar bogor

Janjikan Mahkota Pertama

BANGGA: Puteri Indonesia 2017, Bunga Jelitha Ibrani mengenakan busana khas sebelum menuju Miss Universe 2107.
BANGGA: Puteri Indonesia 2017, Bunga Jelitha Ibrani mengenakan busana khas sebelum menuju Miss Universe 2107.

JAKARTA–Bunga Jelitha Ibrani sudah siap. Puteri Indonesia 2017 itu bakal mengikuti ajang Miss Universe 2017. Memiliki latar belakang sebagai model, perempuan 26 tahun tersebut merasa mendapat tantangan baru. ’’Saya harus menyeberang dari modeling ke beauty pageant,’’ ujarnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Jumat (3/11) malam.

Bunga berangkat ke Las Vegas, AS, tempat kompetisi ratu sejagat itu dilangsungkan pada 11 November mendatang. Begitu tiba, dia langsung menjalani karantina. Sementara itu, malam puncak dilangsungkan di The AXIS, Planet Hollywood, pada 26 November.

Bunga berupaya keras agar bisa memberikan penampilan terbaik. Sejumlah persiapan dilakoni dengan bimbingan dari Yayasan Puteri Indonesia (YPI). Dia belajar memahami berbagai isu terkini, keterampilan berbicara di hadapan publik, bahasa Inggris, sampai tata cara makan.

Urusan fisik sudah pasti menjadi perhatian utama mengingat yang diikutinya adalah kontes kecantikan. Perempuan dengan tinggi badan 180 cm itu rela mengurangi porsi makan agar berat badannya terjaga di angka 60 kg. Latihan kebugaran dan perawatan tubuh pun tak ketinggalan. ’’Pokoknya harus serbatotal. Target saya adalah mahkota Miss Universe pertama untuk Indonesia,’’ kata Bunga mantap.

Demi mewujudkan keinginan tersebut, Bunga juga belajar ke Filipina yang memang dikenal sebagai penggemar garis keras beauty pageant. Di sana, dia dilatih praktisi dan instruktur seputar hal-hal yang akan dihadapinya di Miss Universe.

Urusan busana, Bunga mendapat dukungan sejumlah desainer papan atas tanah air. Ada Ivan Gunawan, Andreas Odang, Iwan Tirta, Yogi Pratama, Intan Avantie, dan Rinaldy A. Yunardi. Ivan juga dipercaya menjadi konseptor fashion Bunga. Dialah yang mengajari Bunga cara memadupadankan busana, dandan, dan menata rambut sendiri.

Di antara baju yang dibawa Bunga, national costume-nya sangat mencuri perhatian. Baju itu didesain Rinaldy dan diberi nama Warrior of Orang Utan. Bunga terlihat edgy dan gagah bagai kesatria yang sigap menjaga kelestarian orang utan di hutan Kalimantan. ’’Bunga seperti tentara yang mau perang, nggak lembek seperti perempuan manja,’’ tutur Ivan.

Bagi Rinaldy, ini adalah pengalaman pertama. Diperlukan waktu empat bulan untuk membuat kostum itu sejak dia diminta Ivan. ’’Ivan yang memberi saran tema orang utan, karena satwa ini terancam punah,’’ ujar Rinaldy.

Konsep tersebut diterjemahkan dengan apik. Rinaldy mengenakan kertas daur ulang untuk mengangkat filosofi ramah lingkungan. Budaya Dayak tecermin lewat ornamen manik-manik aneka warna di berbagai bagian kostum. Aksen mengejutkan ada di bagian belakang kostum. Ada boneka orang utan dari bulu sintetis yang menempel di bagian belakang kepala. Menurut Ivan, kostum itu mencerminkan kepribadian Bunga yang tough. ’’Bunga itu cantik, tapi nggak perempuan-perempuan banget. Ada sisi pede dan edgy-nya,’’ kata Ivan.

Secara desain, Warrior of Orang Utan lebih simpel jika dibandingkan dengan national costume sebagian besar puteri-puteri sebelumnya. Termasuk Unity Nation berwujud garuda yang dipakai Kezia Warouw di Miss Universe 2016.

Menurut Putri Kuswisnu Wardani, ketua Dewan Pembina YPI, desain itu disesuaikan dengan tren kemenangan national costume Miss Universe dua tahun terakhir. ’’Sekarang trennya bukan busana ala karnaval yang megah, tetapi yang mengandung banyak filosofi budaya atau cerita suatu negara,’’ kata Putri.

Ini bukan kali pertama Bunga bertanding di level internasional. Mahasiswi S-1 Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Jakarta, itu adalah pemenang ajang Supermodel of Asia Pacific pada 2011 serta pemenang Guess Girl Model Search South East Asia 2011. Kemenangan tersebut semakin menambah rasa percaya diri perempuan yang juga pernah main film itu. ’’Pokoknya, tahun ini crown for Indonesia,’’ ujarnya yakin.

Curhat Bunga

Setelah terpilih sebagai Puteri Indonesia 2017 pada 31 Maret lalu, Bunga menerima banyak respons. Ada yang positif, tak sedikit pula yang negatif menganggap Bunga tak layak mewakili Indonesia di Miss Universe lantaran dirinya hanya berpengalaman sebagai model. ”Banyak orang yang menganggap remeh karena masalah pendidikan saya yang belum sarjana,’’ ujarnya.

Anggapan itu membuatnya terlecut. Dia ingin menunjukkan bahwa belajar dan mencari wawasan tak hanya bisa dilakukan di kampus. Namun juga dari pengalaman bekerja sama dengan banyak orang. Untuk sesi wawancara, Bunga sudah punya rencana jawaban. Tahun ini Miss Universe mengangkat tema utama advokasi.

Saat mengisi form pendaftaran, Bunga menulis bahwa dirinya tertarik dengan gerakan anti kekerasan kepada anak-anak dan kampanye kanker serviks kepada perempuan di Indonesia. ’’Tak ketinggalan, saya juga mau membawa pesan unity in diversity saat sesi wawancara mendalam,’’ katanya.(len/c19/ayi)