25 radar bogor

Kampung Tematik Bangkitkan Wisata Bogor

MEGAH: Megahnya makam Tionghoa di Kelurahan Cipaku menjadai potensi wisata baru bagi Kecamatan Bogor Selatan.
KOMITMEN: Camat se-Kota Bogor berkomitmen mengembangkan kampung tematik di masing-masing wilayah, dalam Obsesi Radar Bogor di Graha Pena, Jalan KH Abdullah bin Nuh, kemarin (1/11). (Nelvi/Radar Bogor)

BOGOR –Upaya untuk menggali kearifan lokal atau ciri khas wilayah kini sedang gencar-gencarnya dilakukan Pemkot Bogor. Khususnya melalui model pengembangan wisata berbasis kampung tematik. Seperti yang digagas oleh enam kecamatan yang ada di Kota Hujan ini. Mulai ekowisata, lingkungan hingga wisata makam.

Seperti yang diungkapkan Camat Bogor Selatan, Sujatmiko Baliarto. Nantinya, dia akan menjadikan kawasan makam sebagai arena wisata. Pasalnya, di Kelurahan Cipaku dan Kelura­han Gudang banyak terdapat makam etnis Tionghoa dengan bentuk yang unik. Artinya, pihak kecamatan tinggal sedikit merias ornamen yang ada.

“Begitu masuk akan ada gapura seperti kawasan Surya­kan­cana. Ada naga. Kiri kanan akan kita tata. Ini sedang diren­canakan. Itulah objek wisata masa depan,” ucapnya dalam Obrolan Serius Mencari Solusi (Obsesi) dengan tema Menggali Potensi Wilayah Melalui Kampung Tematik, di lantai 5 Graha Pena, kemarin (1/11).

MEGAH: Megahnya makam Tionghoa di Kelurahan Cipaku menjadai potensi wisata baru bagi Kecamatan Bogor Selatan.

Nantinya, di lokasi tersebut akan disediakan arena kuliner yang bisa dijadikan tempat berjualan oleh masyarakat sekitar. Dari situ, perekonomian warga akan berkembang. “Ke depan, akan ada lahan parkir yang luas. Kemudian akan ditampilkan pula kuliner-kuliner. Kita sudah ngundang Lembaga Pemberdayaan Masyara­kat (LPM), kita interven­tarisir konglomerat yang akan dima­kamkan di situ,” terangnya.

Potensi wisata yang tak kalah unik ada di Kelurahan Katulam­pa, Kecamatan Bogor Timur. Kampung Warna-Warni yang memang sudah tenar itu, rencananya akan kembali dikembangkan. Ada beberapa fasilitas di Kampung Warna-Warni, yang menurut Camat Bogor Timur, Adi Novan, bakal menarik pengunjung lebih banyak lagi. “Potensi masyarakat di sana berkaitan dengan poten­si alam. Pertama, selain Cili­wung juga ada Kalibaru. Kita kembangkan lagi kaulinan anak yaitu ngalun,” paparnya.

Tak hanya itu, beberapa fasilitas tambahan lainnya yaitu, tempat lari, jogging track, dan tempat bersepeda. Kegiatannya akan dibuat menggunakan jalur yang sama, yaitu melintasi permukiman dan persawahan. Tujuannya, antara lain, untuk melewati tempat-tempat berjualan masyarakat. “Nanti ada spot-spot untuk ekonomi kreatif. Juga akan dibuatkan paket Wisata Katulampa. Mulai dari lari sepeda, sampai ngaliwet di situ,” kata Adi.

WISATA LINGKUNGAN: Kampung Toga menjadi salah satu daya tarik wisata yang coba dikembangkan Kecamatan Bogor Utara.

Dengan suguhan uniknya itu, dirinya menganggap, masyarakat Bogor memiliki opsi lain untuk menghabiskan akhir pekan yang hanya belanja dan kuliner. “Jadi, selain olahraga, peng­unjung juga bisa melihat potensi-potensi yang ada di lokal masyarakat. Jadi, bisa member­dayakan masyarakat yang ada. Sekarang kan wisata di Bogor hanya kuliner dan belanja. Jadi, dengan program ini ada suguhan baru,” paparnya.

Inovasi lainnya dilakukan oleh Camat Bogor Barat, Pupung W Purnama. Pihaknya meng­gagas kampung berbasis ekowisata yang bakal diwujud­kan di Kelurahan Margajaya. Di lokasi tersebut akan jadikan tempat outbound. “Potensinya cukup bagus untuk dikemba­ngkan. Ekowisatanya, potensi cukup bagus. Di sana masih ada tanah-tanah persawahan sekitar 2.000 hektare. Di sana itu akan dibuat kawasan wisata outbound dan sebagainya,” ungkap Pupung.

Berbeda dari tempat outbound biasanya yang hanya terdiri dari berbagai wahana. Di Margajaya, akan tersedia tempat edukasi untuk anak sembari bermain. “Memberi pengeta­huan kepada anak-anak cara membajak sawah, segala macam. Sudah ke arah sana,” ujarnya.

POTENSI: Kecamatan Bogor Barat mengembangkan ekowisata di willahnya.

Kampung tematik lainnya ada di Kelurahan Semplak. Tepat di RW 02 akan dibangun Kampung Marawis. Nantinya, tim marawis yang tergabung dari masyarakat Semplak berkesampatan untuk mengisi berbagai kegiatan marawis, terutama yang dilaksa­nakan di wilayah Kecamatan Bogor Barat. Satu lagi inovasi di Kecamatan Bogor Barat, yaitu ada di Kelurahan Pasir Jaya.

Di tempat tersebut akan ada Kampung Gong, yaitu kampung yang bakal dipenuhi ornamen gong. Alasannya, di lokasi tersebut memang ada tempat produksi yang usianya sudah cukup tua, yakni mencapai ratusan tahun. “Di sana, akan dibuat ornamen-ornamen goong untuk melestarikan rumah gong yang sudah ada ratusan tahun,” bebernya.

Tapi, menurut Pupung, pengadaannya tidak bisa hanya dari masyarakat. Sehingga, membutuhkan biaya dari Pemkot Bogor maupun dana CSR dari perusahan swasta. “Saat ini, konsep-konsep itu sudah tahap perumusan dan perencanaan. Memang perlu ada intervensi dari pemkot untuk suntikan dana dalam mewujudkannya. Tidak bisa dari warga. Entah dari APBD atau CSR perusahaan,” tandasnya.

Sementara itu, di Kecamatan Bogor Tengah lebih unik lagi. Ada satu kampung yang bertemakan khusus Pelangi, yaitu Kampung Pelangi di Kelurahan Babakan Pasar. Yang menjadi berbeda, di kampung ini juga ditawarkan destinasi kuliner. “Ada bacang, tauco dan lain-lain. Sekarang alhamdulillah emping jengkol dari segi kesehatannya sudah terdaftar,” kata Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Bogor Tengah, Sahib Khan.

UNIK: Mengusung Kampung Pelangi, di Kelurahan Babakan Pasar akan ditemukan banyak mural warna-warni.

Tak hanya kuliner, rupanya, di Kelurahan Babakan Pasar juga ada tempat pelatihan pemain barongsai yang siap tampil di kancah nasional. “Pemain-pemain barongsai itu penduduk setempat, yaitu masyarakat Pulo Geulis. Sehingga, kalau ada momen-momen tertentu bisa menjadi perhatian bagi mereka. Diharap­kan kesejahteraan semakin bertambah,” bebernya.

Tak mau kalah, di Kecamatan Tanahsareal juga ada beberapa kampung tematik yang khas. Antara lain, Kampung Berisik. Tempat para pengrajin alat-alat masak seperti wajan dan panci. Sehingga, tak salah jika di wilayah tersebut selalu terdengar bising. Kemudian, ada Wisata Ciliwung. Diawali dengan penghijauan di Kali Ciliwung sekitar Kelurahan Tanahsareal.

SERIUS: Pengrajin wajan di Kampung Berisik, Cibadak, Tanahsareal sedang mengebut membuat wajan.

“Penghijauan sepanjang Kali Ciliwung untuk peningkatan wisata ke arah ke depannya, Wisata Ciliwung,” kata Camat Tanahsareal, Asep Kartiwa.(rp1/d)