25 radar bogor

Pemain Bola Tewas Disambar Petir

CITEUREUP–Musim penghujan saat ini tak hanya menuai berkah pada warga. Ada pula yang perlu diwaspadai. Di antaranya, petir. Pasalnya, kilat bertegangan listrik ini telah beberapa kali menelan korban.

Seperti yang terjadi pada Suherman (27), warga Desa Leuwinutug RT 02/06 ini meregang nyawa, kemarin. Usai tersambar petir pada Minggu lalu (29/10). Selain Herman, petir juga membuat Elang Mulyadi (27) warga Kampung Kambing RT 01/08, Desa Karangasem Timur dan Anwar Hidayat (25) warga Kampung Lengo, Desa Sukahati, ini mengalami luka bakar. “Kalau Herman meninggal tadi pagi (kemarin, red), sedang dua temannya mengalami luka-luka saja,” ungkap saksi mata, Saepudin pada Radar Bogor, kemarin.

Warga Desa Leuwinutug RT 02/06 ini menerangkan, kejadian bermula ketika para korban tengah bermain di lapangan bola Brantamulya, Kampung Kambing, Desa Karangasem Timur. Saat itu, sekitar pukul 16.00 WIB, tiba-tiba hujan lebat dibarengi petir.

“Karena kompetisi, walau hujan mereka tetap semangat, karena pertandingan PS Karangasem Timur Dalam versus PS Kawasan Sentul cukup bergengsi,” ujarnya.

Sekitar pukul 16.20 WIB, korban yang pada saat itu sedang melakukan pemanasan, tidak jauh dari pohon di pinggir lapangan, tiba-tiba terjatuh. Rupanya, petir menyambar pohon itu, dan menelan tiga korban; Suherman, Elang Mulyadi dan Anwar Hidayat. “Ketiga-tiganya pingsan karena tersambar petir,” pungkasnya.

Akibat kejadian tersebut, pertandingan bola pun dihentikan, dan segera membawa para korban ke Klinik Shifa Medika. Saat dibawa kondisi Suherman sudah tidak sadarkan diri dan kedua korban lainnya muntah-muntah. Melihat kondisi tersebut, dokter jaga Klinik Shifa Medika, dr Kristian, menganjurkan untuk dirujuk ke RS terdekat untuk mendapatkan pertolongan. “Seketika langsung dibawa ke rumah sakit dengan ambulans desa,” tuturnya.

Pada awalnya, ketiga korban dibawa ke RS Annisa Kranggan untuk dilakukan tindakan medis. Setelah bermalam ke rumah sakit, korban Suherman dinyatakan oleh dokter jaga IGD RS Annisa sudah tak bisa diselamatkan nyawanya. Sedangkan kedua korban lainnya diperbolehkan pulang, karena menurut keterangan dokter, tidak ditemukan luka luar maupun indikasi luka dalam.

Camat Citeureup Asep Mulyana mengimbau agar para warga lebih berhati-hati saat terjadi hujan lebat. Bahkan, camat melarang warga bermain bola saat hujan lebat.

“Beberapa kali saya hentikan anak-anak yang bermain bola saat hujan lebat. Khawatir petir kembali memakan korban,” ujarnya.

Ia juga mengimbau pada kepala desa untuk turut memberikan peringatan pada warga yang bermain bola saat banyak petir. “Kejadian seperti ini sudah sering. Karena itu, desa saya imbau untuk juga berperan aktif melakukan pelarangan,” tegasnya.(azi/c)