25 radar bogor

Waspada Calon Tunggal di Bogor

BOGOR–Jika tak ada yang berani maju melawan Bima Arya menjadi wali kota, diprediksi dalam Pilwalkot Bogor 2018 akan terjadi calon tunggal.

Ketua Bawaslu RI, Abhan menjelaskan, fenomena tersebut sekaligus menjadi tantangan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. “Ini fenomena calon tunggal, pemilu serentak pertama 2015 hanya ada tiga calon tunggal, tapi 2017 dengan 101 daerah peserta pemilu jumlah calon tunggal itu naik menjadi sembilan calon tunggal,” paparnya.

Itu pun, untuk pilkada pada gelombang kedua tersebut sebagian besar diusung mayoritas partai. Abhan juga melihat potensi di 2018 bertambah.

Menurutnya, fenomena calon tunggal bisa bertambah jika melihat historis perkembangan di daerah tersebut termasuk beberapa daerah yang sebelumnya telah melakukan pencalonan tunggal.

“Meski ada ruang calon perseorangan tapi sangat susah apalagi verifikasi faktual sensus, satu-dua orang palsu sudah jadi masalah. Di DKI Ahok 1 juta dukungan. Tapi akhirnya tidak terlaksana,” katanya.

Direktur Kopel Indonesia, Syamsuddin Alimsyah mengatakan, kotak kosong atau kandidat tunggal biasanya juga strategi yang sengaja dimainkan dengan bergerilya ke semua partai dengan maksud menutup peluang yang lain untuk maju. “Benar ada ruang untuk kandidat perseorangan meski itu sangat berat peluangnya,” katanya.

Secara normatif konstitusional, kata dia, calon tunggal tidak menjadi soal. Apalagi bila kinerjanya baik. “Meski yang harus disoal adalah partai politik yang gagal melakukan perkaderan,” katanya.

Akan menjadi ironi partai yang selama ini mengaku banyak kader tapi tidak siap mengajukan kandidat. “Partai sejatinya sebagai organisasi kader selalu siap mengajukan kandidat dalam event demokrasi. Bukan sebaliknya membiarkan partai ibarat kendaraan rental semata,” pungkasnya.(ded/c)