CARIU–Ratusan warga dua desa, Desa Cariu dan Kutamekar, menggelar aksi penolakan limbah kandang sapi di depan gerbang PT Catur Mitra Taruma, Kampung Tanggulun RT 17 /06, Desa Cariu, kemarin (26/10). Aksi yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB ini, menuntut pemerintah tegas. Selain itu, warga juga menuntut agar pengusaha taat aturan. “Kami bawa lima poin tuntutan warga yang mengaku menjadi korban limbah hingga beberapa tahun,” tegas koordinator aksi, Lukmanul Hakim.
Beberapa tuntutan itu antara lain: tegakkan UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan warga menolak keras pembuangan limbah kotoran sapi yang dilakukan oleh PT Catur Mitra Taruma ke Sungai Cibeet. Terlebih, selama ini sungai tersebut jadi sumber mata air bagi warga setempat dan mengakibatkan ikan mati. “Pemerintah harus tegas pada sanksi hukum yang berlaku. Pengusaha juga harus mendapat ganjaran atas pembuangan limbah yang merugikan warga,” tukasnya.
Lebih lanjut, massa menuntut pihak perusahaan untuk membuat sodetan khusus untuk pembuangan limbah. Serta, mendesak pengusaha menebar bibit ikan endemik di Sungai Cibeet dikarenakan saat terjadi pencemaran banyak ikan yang mati. “Normalisasi sungai harus dilakukan. Banyak ekosistem ikan yang hilang karena limbah,” pungkasnya.
Selain itu, dalam tuntutan warga juga meminta agar pihak perusahaan memberikan kontribusi kepada warga setempat dalam bentuk CSR kepada warga dan bermitra usaha dengan masyarakat. “Kami jadi korban, jadi wajar meminta manfaat dari perusahaan yang menuai untung,” pungkasnya.
Saat menyampaikan aspirasinya, pihak perusahaan membuka ruang musyawarah. Karenanya, dengan sistem perwakilan para warga beusyawarah dengan perusahaan. Dalam musyawarah tersebut, pihak perusahaan, Bangbang Wijanarko sebagai manajer operasional, mengaku untuk dana CSR pihak perusahaan akan menyalurkan kepada warga apabila mengajukan dalam bentuk proposal dan ditandatangani kelurahan.
“Akan kami penuhi walaupun nominalnya tidak sesuai dengan pengajuan,” tukasnya.
Pihak perusahaan juga akan berupaya memenuhi keluhan warga setempat, terutama dari polusi udara atau bau kotoran sapi yang sering tercium saat malam hari. Selain itu, pihak perusahaan akan memperbaiki tanggul penahan yang jebol saat musibah pada 5 September 2017, yang mengakibatkan pencemaran limbah kotoran sapi ke Sungai Cibeet.
Perusahaan juga akan menjalin mitra dengan masyarakat setempat dengan memperdayakan potensi yang ada di perusahaan.(azi/c)