PARUNGPANJANG–Pabrik batik di Kampung Lumpang RT 01/03, Desa Lumpang, Kecamatan Parungpanjang, membuat warga Desa Gitung Cilejet geram. Musababnya, limbah yang dihasilkan dari usaha rumahan ini, mencemari Sungai Cimatuk yang bermuara ke Sungai Gitung Cilejet.
Sisa olahan batik seperti lilin dan air raksa, bercampur menjadi satu dengan aliran sungai. Padahal, banyak warga desa setempat memanfaatkan sungai untuk mandi, cuci, kakus (MCK).
“Melestarikan batik sih bagus ya. Cuma jangan sampai merusak lingkungan. Limbahnya diurus, jangan hanya mau untungnya saja,” ujar warga RT 02/01, Desa Gitung Cilejet, Gunawan (34) kepada Radar Bogor, kemarin (25/10).
Hal ini membuat Kepala Desa Gintung Cilejet, Tajudin Hasan meminta kepolisian segera mengusut pencemaran sungai tersebut. Pasalnya, sudah banyak warga terserang penyakit gara-gara limbah tersebut. “Kebanyakan sakit kulit dan batuk, karena mengonsumsi air dari Sungai Cimatuk,” ungkapnya.
Sementara itu, pemilik pabrik batik tidak dapat dikonfirmasi. Saat ditemui wartawan koran ini, hanya ada seorang pegawai dan enggan berkomentar.
“Saya cuma kerja,” ujarnya sembari meminta namanya tak dikorankan.(all/c)