25 radar bogor

Trauma, Siswa Enggan Sekolah

HARUSNYA SENANG: Para siswa SD menunggu bel masuk kelas.
HARUSNYA SENANG: Para siswa SD menunggu bel masuk kelas.

CILEUNGSI-Salah satu siswa SDN Nyalindung di Jalan Raya Rawailat-Mampir, trauma akibat  kekerasan dari salah satu guru di SMP Plus Pariwisata Cileungsi.

Akibatnya, selama dua bulan ia tidak masuk sekolah. Salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya mene­rangkan, siswa itu berinisial SP (12)  warga Perum Puri Cileungsi, Desa Gandoang.

Buah hati pasangan Yusuf dan Anis tersebut tak sekolah sejak gedung sekolah yang ia tempati direhab. “Selama dua bulan  dia tidak masuk sekolah,” katanya. SP trauma terhadap kejadian yang menimpa kakaknya, IN (14). Sang kakak pernah mengalami tindakan kekerasan dari guru SMP Plus Pariwisata, Mekarsari, tempat siswa SDN Nyalindung menumpang belajar selama sekolah direhab.

“Kakaknya dikeluarkan dari sekolah dan diseret, karena itu dia (SP, red) trauma dan tidak mau sekolah,” tukasnya.

Saat dikonfirmasi, Kepala SDN Nyalindung Entis Sutisna membenarkan adanya siswa yang ambil cuti hingga dua bulan. Namun, ia membantah adanya kekerasan di sekolah hingga mengakibatkan trauma siswa. “Memang saya sempat dengar laporan dari guru ada yang cuti, tapi tidak ada kekerasan di sekolah,” ujarnya.

Ia menerangkan, sebanyak dua kelas di SDN Nyalindung terpaksa harus menumpang di SMP Plus Pariwisata. “Sekolah kami sedang rehab. Jadi, untuk kelas 5 dan 6 harus numpang ke sekolah yang lebih dekat. Dan kebetulan SMP Plus mau nerima,” ujarnya.

Mengenai SP, ia menyebut sebenarnya sempat sekolah. “Tiga hari sempat masuk, tapi dua hari ini tidak masuk lagi,” kata salah satu guru yang enggan diwartakan.Terpisah, Kepala SMP Plus Pariwisata, Taman Wisata, Mia Yulianti membenarkan adanya isu tersebut. Namun, ia enggan memberikan keterangan. “Memang benar ada cerita itu, tapi itu fitnah,” singkatnya.

Saat dikonfirmasi, orang tua korban, Yusuf mengaku bahwa anaknya mengalami kejadian itu sejak dua tahun setengah lalu. Karenanya, ia tak terlalu memu­singkannya.  “Sudah sampai ke Dewan Pers juga. Itu masalah sudah lama,” tuturnya. Saat ditanya perihal anaknya yang cuti sekolah selama dua bulan, Yusuf enggan memberi kete­rangan. “Saya tidak mau komen­tar,” singkatnya.(azi/c)