25 radar bogor

Selamat Jalan, Benny Panjaitan

DUKA: Anak almarhum Benny Panjaitan, Victorian di rumah duka RS Dharmais, Jakarta, Selasa (24/10). Almarhum Benny Panjaitan meninggal Senin pagi akibat stroke.FOTO : FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS
DUKA: Anak almarhum Benny Panjaitan, Victorian di rumah duka RS Dharmais, Jakarta, Selasa (24/10). Almarhum Benny Panjaitan meninggal Senin pagi akibat stroke.FOTO : FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

MUSISI sekaligus vokalis grup musik Panjaitan Bersaudara (Panbers), Benny Prah Panjaitan, tutup usia. Pria yang juga sering menciptakan lagu-lagu Panbers itu mengembuskan napas terakhir di rumahnya di kawasan Ciledug, Tangerang, kemarin pagi (24/10) pukul 9. Benny wafat dalam usia 70 tahun akibat stroke yang sudah dideritanya sejak 2010.

Hingga kini (25/10), jenazah masih berada di rumah duka RS Dharmais, Jakarta Barat. “Rencananya mau dimakamkan Kamis (26/10) diTPU Menteng Pulo dekat makan keluarga,” kata Dino Panjaitan, putra sulung Benny yang juga vokalis grup Panbers Junior. Ketika ditemui kemarin, Dino dan sang ibu, Nancy Sitompul, tampak tegar walau mata mereka sembap usai menangisi kepergianBen untuk selamanya.

Kemarin sore, kondisi rumah duka dipenuhi olehkerabat dan sahabat Benny. Para personel Panbers pun hadir. Merekaadalah Asido Panjaitan, Isran Panjaitan, Maxi Pandelaki, dan Hans Noya. Lewat speaker, suara Benny yang menyanyikan lagu-lagu Panbers terdengar. Beberapa lagu yang diputar antara lain Gereja Tua, Musafir, Terlambat Sudah, dan Nasib Cintaku.

Dino mengungkapkan bahwa sang ayah meninggal dengan sangat tenang. Tanpa ada gejala ataupun tanda tertentu. “Cuma memang dua hari ini papa diam terus. Kalau saya ajak bicara, dia cuma memandang saya dengan tatapan kosong,” ujar Dino. Padahal, Benny selalu tersenyum atau memberi isyarat dengan mengacungkan jempol jika diajak bicara oleh Dino.

Nancy, yang selama 7 tahun ini menjadi pengingat Benny untuk minum obat, juga syok dengan kepergian suaminya. Pagi hari, sebelum Benny wafat, Nancy tengah menyiapkan bubur untuk sarapan suaminya. Saat sedang berada di dapur, tiba-tiba perawat Benny memberitahu bahwa kondisi pria yang juga memainkan gitar ritmis itu menurun. “Pas saya tengok ke kamar, dia sudah nggak ada,” kata Nancy.

Sebelumnya, pada Minggu sore (22/10), sempat tersiar hoax bahwaBenny sudahwafat. Entah siapa yang menyebarkan kabar tersebut. Begitusampai di telinga Dino, dirinyakaget. “Saya tahunya dari fans Panbers yang ada di Italia lewat telepon,” kata Dino. Namun, alih-alih kecewa berat, Dino dan keluarga menanggapi hal itu sebagai wujud kepedulian terhadap ayahnya.

Benny sendiri, ujar Dino, memberikanrespons tak terduga ketika mengetahui kabar itu. Setelah Dino mendengar hoax itu,dia langsungmengabari sang ayah. Benny, yang memang humoris dan ceria, malah tersenyum mendengarnya. Pria penghobi sepeda itu memang sudah tidakbisa bicarasejak 2014 lantaranstroke. Namun,diamasih bisa merespons apa pun yang dia lihat atau dengar.

Untuk mengonfirmasi hoax, pada Senin (23/10), Dino dan Benny sempat ditemui beberapa media. Dino meluruskan kabar itu dengan menegaskan bahwa ayahnya baik-baik saja. Dino bahkan mencoba mengajak ayahnya mendendangkan lagu Deritaku dengan alunan gitar.

Tak disangka, itu merupakan kali terakhir Dino bermain gitar dengan disaksikan Benny. “Ini tiba-tiba banget kondisinya menurun karena stroke memang fluktuatif,” ujar Dino. Benny terakhir kali show bersama Panbers pada pertengahan 2012 di Sabang, Nangroe Aceh Darusallam.

Sebelum show diSabang, Panbers sempat manggung di Merauke, Papua, seminggu sebelumnya. Jarak dan jadwal yang padat membuat Benny kelelahaan. Stroke yang menggerogoti tubuhnya semakin parah.

Setelah tak lagi bisa tampil bersama rekan-rekannya, Benny tak lantas meninggalkan Panbers sepenuhnya. Dia setia melihat Panberstampil, baikdipanggung maupun di studio musik saat latihan. Lagi-lagi jempol tangannya digunakan untuk memberi isyarat. Kalau para personel Panbers tampil dengan bagus, dia memberi jempol yang mengarah ke atas.

“Tapi kalau kami mainnya kurang bagus, jempolnya diarahkan ke bawah,” tambah Maxi. Yang lebih membuat nelangsa, pada 23 November mendatang, sebuah konser yang bertujuan merayakan karir musik Benny akan dilaksanakan. Namanya Perjalanan Sang Legenda. Selain Panbers dan Panbers Junior, sejumlah penyanyi dan musisi pun diundang untuk membawakan lagu-lagu Panbers.

Misalnya Dian Piesesha, Nia Daniati, Joy Tobing, Edo Kondologit, Kelompok Penerbang Roket, dan Amigos. Awalnya, Benny direncanakan hadir di konser itu sebagai tamu. Sayang, dirinya kini sudah tiada.

Namun, konser tetap akan berlangsung. “Sebenarnya konser ini gagasan dari rekan papa, Trimedia Panjaitan dan T.A Roesland. Mereka mau bikin konser tribute untuk papa setelah banyak fans yang meminta,” kata Dino.

Bersamaan dengan konser, sebuah buku berjudul sama pun akan diluncurkan. Buku yang ditulis oleh Trimedia dan Roesland itu akan mengulas perjalanan hidup Benny selama aktif bermusik bersama Panbers. Dino dan pihak keluarga Benny berharap agar konser dan buku itu bisa menjadi kenangan berharga bagi para fans Panbers.

Tak hanya kerabat dan sahabat, sesama musisi pun berduka atas kepergian Benny. Salah satunya adalah Rian Ekky Pradipta, vokalis band D’Masiv. Bagi Rian, Benny adalah musisi panutan. Kini, sepeninggal Benny, para personel Panbers yang tersisa bertekad memenuhi permintaan rekan mereka agar Panbers tetap eksis.

Asido bahkan menambahkan bahwa kini Panbers sedang mencari sosok vokalis dengan karakter suara yang mirip dengan Benny. “Siapapun kami izinkan ikut audisinya, baik penyanyi senior maupun pendatang baru,” kata Asido. (len/nor)