25 radar bogor

Bogor Luncurkan Alquran Standar Indonesia

PERDANA: Menag Lukman Hakim Syaifuddin memeriksa Alquran yang baru saja diluncurkan di UPQ Kemenag, Ciawi, Bogor, kemarin (24/10).SOFYANSYAH/RADAR BOGOR
PERDANA: Menag Lukman Hakim Syaifuddin memeriksa Alquran yang baru saja diluncurkan di UPQ Kemenag, Ciawi, Bogor, kemarin (24/10).SOFYANSYAH/RADAR BOGOR

BOGOR-Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin kemarin meluncurkan Mushaf Alquran Standar Indonesia dan terjemahan di Unit Percetakan Alquran (UPQ), Kementerian Agama, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

Menag mengatakan cara tersebut adalah untuk membuktikan Indonesia sebagai bangsa dengan jumlah umat muslim terbesar memiliki standar mushaf Alquran. ”Alquran yang diproduksi melalui proses kitabah atau tulisan. Ini dilakukan untuk menghindari kesalahan,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Di samping itu, kata Lukman, setiap perusahaan yang memproduksi Alquran harus mendapatkan izin dari Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kemenag. Lembaga itu mentashih, melihat, menguji, verifikasi, menvalidasi setiap ayat kata dan huruf quran yang akan dicetak.

“Ini membutuhkankecermatan ketelitian yangluarbiasa karena tidak boleh terjadi kesalahan dalam kitab suci,” ujarnya. Menag menyebut, dalam kurun waktu dua tahun pihaknya akan terus meningkatkan produksi Alquran. Salah satunya melalui peningkatan alat proses pencetakan UPQ dengan memperbaharui mesin otomatis jahit sampai mencetak cover.

“Dua tahun ini melengkapi mesin. Tahun kemarin 35 ribu Alquran, tahunini 120 ribu, dan pada 2018 nantikitatambah 400 ribu,” jelasnya. Sedangkan terjemahannya terus ditinjau Kemenag demi menjaga kemurnianAlquran. “Tidak setiap tahun. Ada masa, Kemenag melihat kembali terjemahan Alquran,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala UPQ KHM Fakhruddin menjelaskan, sejak 2016 seluruh lelang Alquran berpusat di UPQ. Hanya, diakuinya,terdapat kendala oplah yang sedikit. “Peningkatan oplah ini tergantung mesin. Jadi, kita dalam dua tahun berusaha melengkapi mesin,” kata Fakhruddin.

Alquran Kemenag sendiri, lanjut Fakhruddin, bakal didistribusikan di seluruh kanwil, majelis taklim, madrasah, pesantren, dan institusi agama se-Indonesia. Pencetakannya sendiri menggunakan kertas khusus. “Qpp namanya, quranic paper, yang produksi hanya ada dua di Indonesia,” imbuhnya.

Bedanya dengan percetakan lain, lanjut dia, UPQ melalui tujuh tahapan. Sebelum dan setelah diperiksa kembali. Tahapan paling penting adalah isi, sehingga jangan sampai ada salah walau hanya satu huruf.

“Kemudian diperiksa oleh lajnah, baru setelah itu dimasukkan ke komputer. Setelah masuk di komputer kita periksa lagi, yang kelima menjadi klise atau lempengan, kemudian kita taruh di mesin cetak,” jelasnya.

Usaidicetak,Alqurandiperiksa kembali sebelum dipasangi cover buku. Di UPQ sendiri ada 10 oranghafiz hafal Alquran. “Bisa tiga ribu Alquransehari,ngecek lembar per lembar, huruf per huruf, jadi berulang-ulang. UPQ inisatu-satunyamilikpemerintah,” katanya.(don/c)