25 radar bogor

Klub Antisipasi Molornya Babak 8 Besar

Striker PSPS Riau Herman Dzumafo beraksi dalam laga melawan Cilegon United. PSPS menjadi salah satu tim yang melaju ke babak 8 besar Liga 2 (Akhwan/Riau Pos)
Striker PSPS Riau Herman Dzumafo beraksi dalam laga melawan Cilegon United. PSPS menjadi salah satu tim yang melaju ke babak 8 besar Liga 2 (Akhwan/Riau Pos)

JAKARTA–Di tengah ketidakpastian jadwal dan format babak 8 besar Liga 2, klub-klub peserta dipaksa memutar otak. Selain harus terus menyiapkan tim, mereka juga dipusingkan dengan risiko membengkaknya biaya operasional. JAKARTA–Di tengah ketidakpastian jadwal dan format babak 8 besar Liga 2, klub-klub peserta dipaksa memutar otak. Selain harus terus menyiapkan tim, mereka juga dipusingkan dengan risiko membengkaknya biaya operasional.

PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) baru akan mengundang klub untuk menentukan nasib babak 8 besar pada 31 Oktober. Itu berarti kickoff baru akan dilaksanakan minimal pada pekan pertama November.

“Bagi kami, apapun keputusan LIB harus dijalankan. Tapi, kalau merugikan ya akan kami protes,” kata Manajer Martapura FC Ami Said kemarin (21/10).   Menurutnya, penun­daan jadwal babak delapan besar sangat merugikan klub. Terlebih, para penggawa Martapura sejatinya sedang dalam kondisi on fire. Skuad asuhan pelatih Frans Sinatra Huwae itu lolos ke babak 8 besar dengan status runner up grup D. “Dengan situasi begini, jadi menurun lagi,” kata Ami.

Untuk mengisi kekosongan waktu, Martapura merencakan pertandingan uji coba. Lawan yang dipilih adalah Barito Putera, kontestan Liga 1 yang juga berasal dari Kalimantan Selatan. Pertandingan yang juga didedikasikan untuk mengenang almarhum kiper Persela Choirul Huda itu akan digelar pekan depan.

Masalah pelik juga dihadapi Persis Solo. Menghadapi babak 8 besar, Laskar Sambernyawa – julukan Persis – kehilangan pelatih Widyantoro dan empat pemain karena sanksi Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.(nap/luk/JPG/ca)