25 radar bogor

Polisi Bubarkan Aksi Mahasiswa Hingga Tengah Malam

Nelvi/Radar Bogor TEATRIKAL: Massa mahasiswa di Bogor kemarin menggelar aksi teatrikal hingga membakar ban di kawasan Tugu Kujang yang mengkritik tiga tahun kepemimpinan Jokowi-JK. (Nelvi/Radar Bogor)

TEATRIKAL: Massa mahasiswa di Bogor kemarin menggelar aksi teatrikal hingga membakar ban di kawasan Tugu Kujang yang mengkritik tiga tahun kepemimpinan Jokowi-JK. (Nelvi/Radar Bogor)

JAKARTA-Sedari siang hingga nyaris tengah malam kemarin, massa mahasiswa bertahan di depan Istana Merdeka. Hingga sekitar pukul 23.30 WIB, polisi membubarkan paksa aksi demo terkait dengan tiga tahun kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla itu.

Aksi mahasiswa itu terpantau mulai terkumpul sejak sekitar pukul 15.06 WIB. Kelompok massa yang datang pertama dari arah Patung Kuda adalah mahasiswa. Mereka tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Front Mahasiswa Nasional (FMN), dan organisasi lainnya.

Mereka langsung digiring oleh pihak kepolisian untuk berorasi di depan Taman Pandang Istana. Mereka mulai berorasi dengan membawa atribut, seperti bendera dan pamflet. Pamflet yang mereka bawa bertulisan ‘Rakyat Semakin Menderita’, ‘Merampas Hak Rakyat’, serta ‘Stop Reklamasi’. Puluhan mahasiswa yang baru datang ini terpisah dengan kelompok mahasiswa sebelumnya yang datang dari arah Harmoni.

Kelompok massa kedua yang datang berasal dari buruh. Mereka menuntut beberapa hal, seperti upah lembur. ”Dengarkan suara kami rakyat yang sedang tertindas,” ucap seorang orator buruh.

Mereka membawa spanduk dan atribut lainnya, seperti bendera. Selain itu, mereka membawa mobil komando. Mereka berorasi terpisah dengan dua kelompok mahasiswa lainnya.

Setelah massa buruh bubar, mahasiswa yang berdemo di depan Istana Merdeka belum juga beranjak. Mahasiswa masih bertahan, duduk-duduk di depan Istana. Kabag Ops Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Asfuri mengatakan, massa tidak mau diarahkan untuk pulang. Asfuri juga bilang massa tidak mau diajak berkomunikasi. “Nggak mau mereka diajak komunikasi, diarahkan nggak mau,” kata Asfuri kepada pewarta di lokasi. Hingga akhirnya polisi pun terpaksa membubarkan mereka.
Sementara di Bogor, sejumlah elemen mahasiswa memberi ”kado’’ berupa kritik tiga tahun kepemimpinan Jokowi-JK. Kritik itu disampaikan puluhan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), sembari membakar ban dan menggelar aksi teatrikal di Tugu Kujang.

Sekitar pukul 13.30 WIB, puluhan mahasiswa itu berdatangan dari arah Lippo Plaza Keboen Raya Bogor (KRB) menuju Tugu Kujang. Meski diguyur hujan, para mahasiswa tetap menggelar demo sembari membawa replika keranda mayat.

Koordinator lapangan KAMMI, Acep Saprudin, mempertanyakan hasil kerja pemerintah selama tiga tahun ke belakang. “Pertama, reklamasi Teluk Jakarta, yang kedua KTP elektronik yang saat ini belum selesai. Yang terakhir, subsidi tarif listrik yang dicabut,” jelasnya saat diwawancarai di sela-sela aksi.
Mahasiswa, menurutnya, kecewa subsidi tarif listrik dicabut. Kini listrik dirasa mahal untuk kalangan menengah ke bawah. “E-toll juga masih pembahasan kenapa dipaksakan. Tarif listrik juga subsidinya telah dicabut tanpa ada pertimbangan bahwa yang menikmati listrik bukan hanya kaum atas, tapi juga kaum kaum rakyat biasa,” ucapnya.

Di sisi lain, menurutnya, pemerintahan Jokowi-JK lebih memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang dianggap tidak berkaitan langsung dengan rakyat miskin. Sehingga, ia menduga ada keberpihakan Jokowi pada kaum menengah ke atas.

“Keberhasilan yang saya lihat, malah melihat infrastruktur yang diperuntukkan bagi kaum atas. Seperti pembangunan jalan tol dan pembangunan yang sifatnya mementingkan kaum atas. Terlebih, reklamasi itu untuk kepentingan asing. Akan ditempati oleh siapa,” beber Acep.

Di tempat yang sama, Koordinator lapangan PMII, Muhammad Hamzah, mengaku kecewa dengan penegakan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia selama dipimpin Jokowi. Pasalnya, ada beberapa kasus HAM yang hingga kini belum terselesaikan.

“Pemerintahan Jokowi terkait HAM yang ada di Indonesia. Ada beberapa kasus yang terjadi, yang memang secara tidak langsung menjadi refleksi kita untuk turun ke jalan, untuk memaknai bahwa pemerintahan Jokowi belum sempurna untuk memimpin negeri ini,” ujarnya.

Selain itu, dirinya meminta Presiden Jokowi untuk merealisasikan beberapa janjinya, yang menurutnya hingga kini belum terwujud. “Realisasikan Nawacita, stabilkan harga kebutuhan pokok, ketiga lihatlah hak asasi manusia,” tandasnya.(rp1/c)