25 radar bogor

Bus Premium ”Matikan’’ Angkot

BAKAL BEROPERASI: Bus Premium Bogor-Jakarta rencananya akan beroperasi mulai melayani rute Botani Square-Senayan. (Adriawan Praktiko)
BAKAL BEROPERASI: Bus Premium Bogor-Jakarta rencananya akan beroperasi mulai melayani rute Botani Square-Senayan. (Adriawan Praktiko)

BOGOR–Rencana peng­operasian bus premium jalur khusus Jakarta-Bogor dan sebaliknya, tidak disambut baik oleh Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor. Alasannya, bus yang mengambil rute dari mal ke mal itu akan semakin mematikan usaha angkutan kota (angkot) yang telah lebih dulu ada. Kondisi ini mirip dengan angkutan online yang terus menggerus pasar angkot.

“Saat ini mungkin tersisa 100 unit bus yang juga melayani trayek yang sama (Jakarta- Bogor). Yang lain sudah pada kolaps, jadi, jangan sampai ini (bus premium) juga mematikan usaha kami,” ujar Kepala Organda Kota Bogor M Ischak.

Hingga saat ini, pihaknya juga belum menerima informasi apa pun dari Pemkot Bogor, terkait rencana pengoperasian bus premium Jakarta-Bogor. Padahal, menurut dia, koordinasi dan kolaborasi perlu dilakukan pemerintah setempat. “Kami ini kan masyarakat Bogor yang perlu diperhatikan juga. Makanya perlu ada koordinasi. Jangan seenaknya,” ucapnya.

Karenanya, dia berharap, pemkot dapat lebih bijak dalam mengambil setiap keputusan terkait moda transportasi. Jika ada perubahan pun, ia meminta pemerintah tak luput mempertimbangkan angkot sebagai landasan memutuskan kebijakan. “Kami hanya minta itu saja, koordinasi, jangan tiba-tiba ada dan mengganggu pasar angkot,” tandasnya.

Sementara itu, pengamat transportasi dari Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Teddy Murtedjo, menilai keberadaan bus premium bagus jika diterapkan. Filosofinya adalah, ketidakseimbangan antara pertumbuhan kendaraan pribadi sebanyak 11,3 persen, jauh melebihi pertambahan infrastruktur jaringan jalan. Hal ini menyebabkan volume kendaraan yang melewati jaringan ruas jalan melebihi kapasitasnya.
“Sehingga tidak heran sering kali kita temui kemacetan itu terjadi, mengapa demikian? Dikarenakan membangun infrastruktur jaringan jalan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit,” tutur Teddy.

Sehingga, menurutnya, langkah pemerintah untuk mengurangi jumlah volume kendaraan, khususnya pengguna kendaraan pribadi agar beralih ke angkutan umum massal dengan bus premium, patut didukung. “Tetapi masalahnya kemudian adalah, apakah pelayanan bus yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar itu memiliki pelayanan yang baik? Dalam hal ini, pemerintah ingin menjawabnya dengan meluncurkan bus premium Bogor-Jakarta,” tuturnya.

Apa arti premium? Menurut Teddy, tentunya yang memiliki fasilitas dan kenyamanan yang jauh lebih baik daripada angkutan umum atau bus biasa. Apa saja fasilitasnya, antara lain, tempat duduk yang nyaman dengan reclining seat atau yang bisa diatur, jarak antar kursinya juga nyaman sehingga tidak membuat kaki sakit, juga ada fasilitas jaringan wi-fi.

“Hal ini sangat mutlak ada, agar para pebisnis dan eksekutif muda mau menggunakan bus premium. Kenapa pebisnis dan eksekutif muda, karena biasanya yang menggunakan kendaraan pribadi untuk bekerja dari Bogor-Jakarta, adalah kalangan usia produktif yang sudah mapan secara ekonomi,” pungkasnya.

Bisa dibayangkan, jika para eksekutif muda yang selama ini menggunakan kendaraan pribadi mau berpindah ke bus premium. Dampak yang bisa dilihat adalah jalan tol Jagorawi tidak sepadat sekarang. Khususnya pada saat jam berangkat pagi maupun sore ketika pulang kerja. Di sisi lain, meskipun sudah ada Bus Angku­tan Perbatasan Terintegrasi Bus TransJakarta (APTB), menurut Teddy, APTB kurang menarik bagi para eksekutif muda.

“APTB kurang diminati oleh eksekutif muda yang sudah mapan, yang setiap hari menggunakan kendaraan pribadi, yang tetap melakukan bisnis dengan jaringan internet, dan tidak memiliki ruang untuk restroom ketika macet panjang,” jelasnya.(wil/c)