25 radar bogor

Titik Jenuh Aremania

MENURUN: Aremania saat mendukung tim kebanggaannya. Sayang, saat ini kehadiran Aremania mengalami penurunan.

MENURUN: Aremania saat mendukung tim kebanggaannya. Sayang, saat ini kehadiran Aremania mengalami penurunan.

MALANG–Manajemen Arema FC tampaknya sudah harus mulai memikirkan persiapan tim untuk musim depan. Lantaran, dari segi apa pun, Arema FC sudah tidak terlalu punya harapan. Dengan berada di peringkat delapan klasemen sementara, tim ini nyaris mustahil masuk tiga besar klasemen akhir Liga 1. Aremania -julukan suporter Arema FC-  juga seolah berada di titik jenuh. Dalam banyak laga, Stadion Kanjuruhan terlihat melompong. Singkatnya, gairah mendukung tim ini sudah jauh menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Dari data yang dihimpun koran ini, dari lima laga kandang terakhir, suporter terbanyak cuma saat laga melawan Persija Jakarta, yakni 26.917 suporter. Sedangkan sisanya selalu berada di bawah tujuh ribu seperti saat laga terakhir melawan PS TNI yang hanya 4.363 suporter, melawan Persela 6.008 suporter, dan paling miris saat melawan Persiba Balikpapan dengan 1.664 suporter.

Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC Abdul Haris membenarkan ada penurunan mencapai 30 persen dibanding musim lalu. ”Iya betul (data itu, red). Sekarang rata-rata tiap pertandingan mungkin hanya berkisar 7.000-an,” terangnya tadi malam saat ditanya perihal rincian data tersebut.
Dia melanjutkan, terdapat beberapa faktor lain yang memengaruhi turunnya suporter. Penampilan Arema FC yang tidak sesuai ekspektasi Aremania memang menjadi salah satu penyebabnya. ”Mungkin prestasi, dan juga jadwal pertandingan,” imbuhnya.

Menurut Harus, jam per­tandingan yang dilaksanakan pada hari kerja atau per­tandingan malam hari membuat para suporter enggan untuk datang langsung ke stadion. Apalagi,  Stadion Kanjuruhan cukup jauh dari Kota Malang. Selama ini, Kota Malang masih dinilai sebagai basis terbesar Aremania.”Live (siaran langsung) yang secara terus-menerus juga berpengaruh,” imbuh Abdul Haris.

Tak hanya itu, menurut beberapa pengakuan rekan-rekan Aremania yang berbicara dengannya, harga tiket yang dirasa terlalu mahal juga berpengaruh pada minat suporter. Saat ini, harga tiket untuk ekonomi Rp35 ribu, dan bisa naik Rp40 ribu di laga big match. Sedangkan untuk VIP Rp100 ribu dan VVIP Rp150 ribu. ”Sekarang dengan menggunakan HP saja, semua bisa lihat (menonton pertandingan, red),” tambahnya.

Manajer Arema FC Ruddy Widodo menjelaskan, me­nurunnya jumlah suporter karena tingkat keinginan Aremania terhadap prestasi klub kebanggaannya sangat tinggi. ”Arema itu grade-nya tinggi,” ungkap Ruddy.

Saat ini, Arema kekurangan melawan tim-tim besar di Indonesia. ”Karena masih banyak tim bentukan-bentukan baru. Mungkin itu yang menjadikan Aremania tidak tertarik,” bebernya.
Beberapa musim yang lalu, Arema kerap kali berduel di pertandingan papan atas. ­Bahkan tidak hanya di pentas sepak bola nasional, melainkan juga internasional. ”Dulu Arema ikut LCA (Liga Champion Asia) kemudian berikutnya ada AFC Cup. Mungkin itu juga berpengaruh,” tandasnya.(gg/riq/jpg)