25 radar bogor

Sebulan Dibeton, Jalan Rusak

RUSAK: Jalan Raya Cicangkal-Gunungsindur yang baru satu bulan dibetonisasi, sudah rusak karena dilalui truk bermuatan material tambang. (Arifal/Radar Bogor)

RUSAK: Jalan Raya Cicangkal-Gunungsindur yang baru satu bulan dibetonisasi, sudah rusak karena dilalui truk bermuatan material tambang. (Arifal/Radar Bogor)

RUMPIN–Baru satu bulan rampung, Jalan Raya Cicangkal-Gunungsindur, Kecamatan Rumpin, sudah rusak. Musababnya, kendaraan bertonase berat sering lalu-lalang mengangkut bahan material pasir.

Pantauan Radar Bogor, jalan yang menghubungkan Kecamatan Rumping dengan Gunungsindur itu, banyak yang retak dan ambles. Bahkan terdapat delapan titik yang ambles dengan keretakan jalan lebih dari 30 titik. Hal ini membuat anggaran sebesar Rp2,2 miliar dari uang rakyat tersebut pun terbuang percuma. Warga Kampung Lebak Benjer RT 03/09, Desa Tamansari, Kecamatan Rumpin, Sobirin mengungkapkan, kerusakan sudah terjadi sejak H+1 peningkatan jalan tersebut selesai. “Dari pertama beres sudah rusak. Kualitas betonisasinya asal-asalan. Buktinya, sekarang sudah banyak yang ambles,” terangnya kepada Radar Bogor, kemarin (19/10).

Hal senada dikatakan warga lainnya, Muhammad Nurdin(53). Ia meminta pengerjaan jalan tidak dilakukan sembarangan. Apalagi jalan di Rumpin menjadi jalur utama bagi warga dan truk tambang. “Bikin jalan asal-asalan ditambah truk tambang muatan berlebih, ya hancur lagi jalan,” keluhnya.

Ia pun meminta agar truk-truk bermuatan lebih yang melintas tersebut ditindak dan dilakukan jam tayang. Sehingga jalan tidak semakin rusak.

Terpisah, Kasi Pengawasan pada Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor, Irawadi menga­takan, penindakan truk di Kecamatan Rumpin, Gunungsindur, dan Parungpanjang selalu dilakukan. Tapi, untuk jam tayang belum diberlakukan di dua wilayah terakhir. “Kami akui masih belum ada aturan,” singkatnya.

Sementara itu, Kasi Ekbang Kecamatan Rumpin, Nurbaini mengaku kecewa dengan peni­ngkatan jalan di wilayahnya. Ia pun sudah melakukan pengecekan langsung ke lokasi, dan menemukan banyaknya infrastruktur yang rusak. “Hasilnya tak sebanding dengan nilai anggaran yang dikeluarkan,” kecamnya.(all/c)