25 radar bogor

Pencairan Bansos Lewat Sidik Jari

Pemanfaatan data perekaman E-KTP terus dilakukan. Terbaru, data tersebut akan digunakan sebagai medium pencairan dana bantuan sosial yang diberikan negara kepada warga berkategori miskin. Sehingga ke depannya, proses pengambilan dana bantuan menggunakan sidik jari.

Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakhrullah mengatakan, kebijakan tersebut merupakan hasil pertemuan dengan sejumlah kementerian terkait. Yakni, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Sosial (Kemensos), dan Tim Bank Indonesia.

“Penerima bantuan sosial tersebut cukup membawa jari atau jempol saja dengan uji finger print,” ujarnya kepada wartawan, kemarin (18/10). Menurutnya, hal itu merupakan tindak lanjut atas MoU pemanfaatan data E-KTP antara jajarannya dengan Kemensos.

Zudan menambahkan, rencananya, pilot project dari perubahan tersebut bisa dilakukan tahun ini di sejumlah kota. Hanya saja, lokasi dan waktunya diserahkan kepada Kemensos selaku pemegang kebijakan. “Dukcapil sudah siap menunggu kesiapan Kemensos dan perbankan untuk menyiapkan infrastruktur secara masif,” imbuhnya.

Untuk menyiapkan program tersebut, lanjutnya, Kemensos perlu menyediakan sejumlah infrastruktur di tempat-tempat yang akan dijadikan lokasi penyaluran. Di antaranya, VPN (Virtual Private Net­work) dan Finger Reader.

Selain itu, lanjutnya, penduduk calon penerima bansos juga wajib melakukan perekaman e-KTP. Sebab, jika belum memiliki data perekaman, yang bersangkutan tidak memiliki riwayat sidik jari. Disinggung soal nasib sistem penyaluran yang ada saat ini seperti e-wallet dan e-warung, pihaknya menyerahkan hal tersebut ke Kemensos. “Untuk e-wallet ditanyakan ke Kemsos ya,” tuturnya.

Sementara itu, Deputi I Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenkeu Iskandar Simorangkir menyatakan optimis tentang keberhasilan tersebut. Iskandar yang dihubungi seusai rapat bersama Dirjen Dispen­dukcapil, Dirjen Pengelolaan Fakir Miskin, serta Deputi II Kementerian PMK menyatakan telah mencoba sistem sidik jari tersebut. ”Saat saya melakukan sidik jari, muncul identitas saya. Termasuk yang di dalam satu KK (kartu keluarga, red) dengan saya,” bebernya.

Iskandar mengatakan jika nantinya cara ini akan diuji­cobakan di daerah yang cukup jauh dari ibu kota.  Dia mencontohkan Medan sebagai salah satu tempat uji coba. ”Akan segera dilakukan setelah sistem­nya siap,” tuturnya belum bisa memastikan tanggal pasti.

Dia mengakui jika sistem ini mencontoh di India. Negara tersebut dianggap mampu menyatukan semua data dengan rekening dan telepon. ”Orang miskin penerima bantuan di India, tinggal finger print akan bisa membuat rekening. Ini mudah sekali nantinya,” jelasnya.

Iskandar juga menjamin jika mereka yang belum menerima e-KTP masih bisa menikmati bansos. Asalkan sudah pernah melakukan perekaman e-KTP. ”Saya tanya Pak Dirjen Dispenduk, katanya hampir semua sudah rekam KTP. Walaupun belum semuanya menerima KTP,” terangnya.

Dalam satu keluarga hanya satu orang yang akan melakukan finger print. Namun jika orang tersebut meninggal, menurut Iskandar, bisa digantikan kepada ahli waris sesuai dengan KK yang ada. ”Kalau suami yang tanggung jawab finger print meninggal, nanti bisa digantikan istri sah. Prosesnya bisa sangat cepat,” jaminnya.(far/lyn)