25 radar bogor

Jumlah Anjal Meningkat 265 Anak

BOGOR–Jumlah anak jalanan (anjal) di Kota Bogor terus meningkat. Saat ini, di Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor tercatat mencapai 265 orang. Mereka adalah anak jalanan yang terjaring razia sepanjang Januari hingga Oktober 2017. Dari 265 anak tersebut, 20 persen di antaranya berada di usia SD hingga SMP. Sementara sisanya rata-rata berusia di atas 18 tahun.

Kepala Dinsos Kota Bogor Azrin Syamsudin menjelaskan, penanganan anjal akan dilakukan secara terintegrasi, melibatkan semua stakeholder. Mulai Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan, Dinas Ketenagakerjaan, hingga PKK.

“Kami akan mengidentifikasi apa yang dibutuhkan anjal. Misalnya, kebutuhan pelatihan tentang bengkel dan lain-lain akan disalurkan ke sana. Siapa nanti yang akan menjadi bapak angkat dan anak angkat. Tadi, Pak Wali mencoba setiap eselon II, III dan lurah masing-masing akan menjadi bapak angkat,” urai Azrin seusai rapat koordinasi penanganan anak jalanan, di Paseban Sri Bima, kemarin (16/10).

Pola pembinaan, kata dia, akan dilakukan dengan berbagai cara. Antara lain, menggunakan data terpadu, metode pem­binaan, dan menyalurkan anjal setelah pembinaan. Misalnya, di Dinas Lingkungan Hidup (DLH), adakah yang bisa cukup menjadi penarik sampah. Tapi kalau memang masih bisa dibina, akan dibina sesuai dengan keterampilan yang diinginkan. “Akan dilakukan juga pemilahan, mana yang masih sekolah dan mana yang perlu sekolah,” bebernya.

Sementara itu, Wali Kota Bima Arya mengatakan, bagi anjal yang sudah siap, bisa masuk ke program skill (kemampuan/bakat). Baik itu untuk UMKM atau berkesenian. Namun, bagi yang tidak memiliki skill, akan disiapkan di tenaga kebersihan. “Bisa juga masuk di program khusus pasukan orange. Ini sangat bergantung pada data yang dimiliki,” terangnya.

Menurut Bima, anjal me­rupakan persoalan sistemik dari banyak faktor. Karena itu, harus ada data dan sistem yang mengatur anjal secara kese­luruhan. Sehingga dengan kondisi seperti ini, paling tidak pemkot mempunyai analisis data untuk proses penanga­nannya ke depan. Sementara itu, seusai rapat, Bima pun menyempatkan mengunjungi “Kampung Pengemis” di Kampung Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah.

“Salah satu penataan yang sedang kami lakukan adalah kampung ini. Saya ingin intervensinya terpadu di sini, dimulai dengan pendataan. Sehingga, bisa terlihat berapa yang masih mulung, berapa yang sudah nge-warung, nanti dibantu oleh UMKM. Kemudian, bisa juga diberdayakan di DKP untuk anak-anak putus sekolah, supaya mereka tidak masuk ke lingkaran itu (anak jalanan),” pungkasnya.(wil/c)