CIBINONG–Peredaran narkoba kian marak. Berbagai upaya dilakukan pengedar, agar barang memabukkan tersebut digunakan masyarakat. Namun, fenomena saat ini terus berkembang.
Tidak hanya remaja dan dewasa yang menjadi target. Anak-anak pun bahkan jadi sasaran. Keluarga, khususnya orang tua, menjadi faktor utama untuk melindungi buah hatinya. Sehingga, pemahaman serta pengetahuan akan bahaya dan dampak penggunaan narkoba harus dilakukan.
Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Bogor, Tina Adang Suptandar menegaskan, para ibu yang sangat dekat dengan anaknya sangat penting memahami dan mengetahui bahaya dan dampak dari penggunaan narkoba.
Sehingga, mereka bisa melindungi anak agar tidak terjerumus ke dalam lingkaran penggunaan narkoba. “Saat ini negara kita darurat narkoba. Ini sangat penting diketahui. Setidaknya para ibu yang kami bina mengetahui apa itu narkoba,” ujarnya kepada Radar Bogor usai seminar di Ruang Serbaguna I Gedung Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Bogor, kemarin (12/10).
Selain mengikuti seminar, kata Tina, para ibu yang merupakan istri dari aparatur sipil negara (ASN) di lingkup Pemerintah Kabupaten Bogor ini pun melakukan tes urine. Hal itu dilakukan, agar Dharma Wanita Kabupaten Bogor menjadi organisasi wanita yang terbebas dari pemakaian narkoba. “Kami menginginkan semua anggota menjadi ibu yang sehat, kuat, dan hebat,” tuturnya.
Istri dari Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor ini pun mengimbau, para ibu bisa membekali anak-anaknya dengan akhlak yang baik. Terutama, dari sisi agama. Menurutnya, jika menanamkan kebaikan dari agama, maka sang anak bisa lebih menjaga dirinya.
“Dari situ pasti tertanam bahwa mereka mengetahui mana yang baik dan buruk sehingga tidak akan mendekati perbuatan yang buruk,” paparnya.
Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Bogor, Nugraha Setya Budhi mengungkapkan, dari hasil penelitian, 50 persen pengguna narkoba merupakan pelajar dan mahasiswa.
Sedangkan, 50 persen lainnya merupakan pekerja. Namun, mahasiswa masih mendominasi jika dibandingkan dengan pelajar. Pengguna pelajar mencapai 2,52 persen, baik tingkat SMP maupun SMA.
“Kebanyakan mereka menggunakan sabu, ekstasi, ganja, bahkan yang sedang ramai seperti tramadol dan sebagainya karena memang jenisnya murah. Tahun 2016, data pengguna hanya 2,86 persen. Ada kenaikan 0,2 persen jika dibandingkan dengan tahun 2015,” terangnya.
Budhi mengingatkan para ibu untuk membangun komunikasi yang baik serta membuat komitmen yang jelas dengan anak. Selain itu, di hadapan anak, orang tua juga harus memberikan contoh teladan yang baik. Bukan menjadi orang tua yang otoriter apalagi diktator. (rp2/c)