CILEUNGSI–Belasan wartawan mengadakan aksi solidaritas terhadap intimidasi yang dialami wartawan Purwokerto, kemarin. Mereka prihatin dengan perlakuan yang dialami wartawan Porwokerto saat meliput pembubaran paksa aksi tolak pembangunan PLTPB Gunung Slamet di depan kantor Bupati Banyumas, Senin (9/10) malam.
Beberapa wartawan mengadakan aksi solidaritas di Jalan Raya Transyogi, tepatnya di flyover Cileungsi, kemarin (11/10). Selain berorasi, wartawan juga menggelar teatrikal yang menggambarkan kekerasan yang dilakukan aparat.
Satu orang wartawan tidur lepas di jalan dan satu lainnya memerankan Satpol PP yang menginjak-injak wartawan yang tidak berdaya. Para insan pers yang tergabung dalam Forum Cendekiawan dan Pewarta (Cinta) Bogor Timur ini, mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oknum Satpol PP dan polisi.
Koordinator aksi Dede Mulyana menerangkan, aksi solidaritas ini sebagai dukungan moral para wartawan kepada para korban. Selain itu, wartawan Bogor Timur mendesak agar kasus itu segera diselesaikan.
“Para pelaku harus ditindak tegas agar tidak berulah mencemarkan nama baik institusinya,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin. Dia menerangkan, sikap represif aparat hukum bisa saja menggelinding bak bola salju dan aksi seperti itu bisa meluas ke Bogor.
“Karena itu, kami berharap tindakan represif itu tak sampai di Bogor,” harapnya. Dia mengaku khawatir, banyak wartawan yang hanya menjadikan profesinya sebagai alat penyambung hidup.
“Kami juga tidak menyangkal banyak oknum mengatasnamakan wartawan tapi hanya sekadar cari uang. Mereka ini merusak nama baik wartawan,” tuturnya. Aksi itu mendapat dukungan dari Ketua Presidium Bogor Timur, Hafidz Rana.
Menurutnya, aksi wartawan Bogor Timur menunjukkan sikap solidaritas antar sesama profesi. “Justru kalau wartawan tak beraksi, dipertanyakan jiwa jurnalisnya,” sindirnya.(azi/c)