25 radar bogor

Mahasiswa IPB Bahas Karst Indonesia

SEMINAR: Suasana seminar karts Indonesia di Fakultas Kehutanan kampus IPB Dramaga, belum lama ini.
SEMINAR: Suasana seminar karts Indonesia di Fakultas Kehutanan kampus IPB Dramaga, belum lama ini.

DRAMAGA–Tahukah Anda tentang karts Indonesia? Kalau pertanyaan ini ditujukan pada anak-anak jurusan Ilmu Tanah, pasti tahu jawabannya. Apalagi, Sabtu (7/10) kemarin, Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah (HMIT) Institut Pertanian Bogor (IPB) mengupasnya dalam seminar nasional sebagai rangkaian dari acara Soil Festival 2017.

Menurut perwakilan Dekanat Fakultas Pertanian IPB, Suwardi, topik mengenai karst Indonesia ini unik untuk dibahas.

“Karst bisa dipandang sebagai topografi ataupun sebagai tanah yang sebenarnya berasal dari dasar laut, memiliki bentuk unik, dan mempunyai sifat mudah larut dengan air, sangat berpotensi menjaga sumber daya air, sehingga harus diamankan. Dalam industri juga dipakai untuk sumber bahan semen dan dalam tam­bang penting untuk menetralisir pH tambang,” jelas Suwardi.

Perwakilan Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan IPB, Budi Cahyono mengapresiasi ide panitia untuk mengangkat topik mengenai karst Indonesia tersebut. “Acara rutin yang diselenggarakan ITSL IPB ini jarang sekali membahas mengenai karst Indonesia. Kali ini saya sangat senang bisa mengkajinya bersama di sini, karena sumber daya karst di Indonesia ini sangat kaya. Semoga pemahaman kita mengenai karst Indonesia menjadi lebih baik,” tuturnya.

Ketua HMIT Danu Mandra Pratama mengatakan, setiap tahun selalu mengangkat isu-isu pertanian yang sedang hangat di masyarakat, dan pada saat ini membahas mengenai karst Indonesia. “Karst ini selain memiliki potensi, saat ini juga memiliki polemik terkait pengelolaannya. Kegiatan ini diselenggarakan untuk menghimpun sudut pandang dari bidang keilmuan masing-masing, agar permasalahan ini bisa mencapai titik temu,” jelasnya.

Ketua Pelaksana Soil Festival 2017, Denis Muba Pandapotan Simanihuruk menambahkan, sebagai mahasiswa perlu ada sebuah gerakan untuk meluruskan masalah yang terjadi terkait pengelolaan karst.

“Sebenarnya yang melatarbelakangi kegiatan tersebut adalah perbedaan kepentingan. Jadi dari pihak KLHK misalnya, inginnya dikonservasi, kalau dari ESDM inginnya dibuka, dieksploitasi untuk industri, dari warga pertanian, termasuk siapa yang mem-back up mereka, sehingga menciptakan polemik,” tambah Denis.

Denis menyebutkan, kegiatan seminar diisi orang-orang yang ahli di bidangnya masing-masing. “Kami di sini ingin meluruskan isu-isu mengenai Karst tersebut dengan meng­hadirkan pihak-pihak terkait, dari KLHK, ESDM, perwakilan industri semen, lalu ada LSM yang pro konservasi dari Walhi. Kami pertemukan untuk mengetahui sebenarnya mis-nya itu di mana, supaya karst ini bisa kita manfaatkan tanpa harus menghabiskan atau merusaknya,” ungkapnya pada Radar Bogor.(cr1/c)