25 radar bogor

Turap Pakai Material Alam

TUAI POLEMIK: Pembangunan TPT di Sungai Sindang Barang, Kampung Duren RT 01/06, Desa Ciomas, Kecamatan Ciomas, dipermasalahkan karena dinilai tak sesuai spesifikasi pekerjaan.
TUAI POLEMIK: Pembangunan TPT di Sungai Sindang Barang, Kampung Duren RT 01/06, Desa Ciomas, Kecamatan Ciomas, dipermasalahkan karena dinilai tak sesuai spesifikasi pekerjaan.

CIAWI–Proyek pembangunan tanggul penahan tanah (TPT) oleh UPT Pengairan wilayah IV Ciawi pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), menuai kritik. Demi mencari untung, kontraktor justru menggunakan material seadanya. Seperti batu dan pasir yang diambil dari wilayah sekitar proyek.

Seperti yang terjadi di Sungai Sindang Barang, Kampung Duren RT 01/ 06, Desa Ciomas, Kecamatan Ciomas. Pembangunan TPT sepanjang 100 meter dengan tinggi 4 meter itu menggunakan material yang diambil dari sungai.

Hal ini pun membuat warga Ciomas geram. Di mana, pembangunan turap selain sarat akan penyimpangan, juga merusak sungai. Akibatnya berimbas pada banjir. “Iya, kan sudah ada anggarannya. Kok masih pakai batu dan pasir di sungai? Dan masalahnya, ini jadi sering banjir gara-gara sungai dirusak,” ujar Alim Sulaiman (45), warga setempat, saat ditemui Radar Bogor, kemarin (9/10).

Sementara itu, Kades Ciomas Jaja Gozali mengaku kaget atas kelakukan pemborong tersebut. Tidak ada laporan dari pemborong terkait pembangunan TPT menggunakan material dari Sungai Sindang Barang. “Kami sudah panggil pemborongnya, tapi tidak datang,” akunya.

Terpisah, salah satu pekerja, Agus, mengaku dirinya hanya bekerja sesuai perintah atasannya. “Saya cuma kerja,” jawabnya.

Di lokasi Ciomas ini, terpampang keterangan proyek. Di mana pelaksana pembangunan oleh CV Lokatama Dwipa yang diawasi PT Gumilang Sajati. Nilai proyek sendiri Rp742 juta dengan waktu kerja 100 hari.

Sementara itu, salah satu pembangunan lain berlangsung di Sungai Cilimus, Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi. Dalam pelang proyek, nilai kontrak sebesar Rp3,6 miliar. Waktu pengerjaan 120 hari dengan pelaksana PT Syaira Mahadaya Abadi yang diawasi PT Bina Jasindu Saintek.

Pengawas pada UPT Pengairan wilayah IV Ciawi, Dedi Junaedi mengatakan, ada lima titik yang sudah dibangun di seluruh Ciawi. Pembangunan TPT ini, lanjut Dedi, adalah pembenahan lokasi pascalongsor.

Kendati banyak dipermasalahkan masyarakat, ia enggan berkomentar terkait insiden penggunaan material alam tersebut. “Kami di sini bersama pengawas mengawasi pembangunan. Di sini ada lima titik yang sudah sudah dan akan dibangun. Kalau itu (penggunaan material, red) saya nanti laporkan,” terangnya sambil berlalu.(don/all/c)