25 radar bogor

Atap Rapuh Hanya Diganjal Sebatang Kayu, 27 Siswa Terancam

BAHAYA: Salah satu ruang kelas SDN 03 Sukaluyu yang akan digunakan lagi, dengan atap rapuh diganjal satu batang kayu.
BAHAYA: Salah satu ruang kelas SDN 03 Sukaluyu yang akan digunakan lagi, dengan atap rapuh diganjal satu batang kayu.

TAMANSARI–Minimnya perhatian Pemkab Bogor, membuat para siswa SDN 03 Sukaluyu terpaksa harus kembali belajar di ruang kelas yang kondisinya membahayakan.
Rencananya, hari ini (9/10) 27 siswa kelas 3 menempati ruangan yang atap­nya sudah rapuh dan hanya diganjal sebatang kayu.

“Insya Allah besok (hari ini, red) kelas akan dipakai lagi karena sudah disang­gah. Ini demi keberlangsungan aktivitas belajar,” ujar Kepala SDN 03 Sukaluyu, Dudu Kurnadi kepada Radar Bogor, kemarin (8/10).

Dudu mengaku, telah melaporkan masalah yang dialami sekolah ke UPT Pendidikan Tamansari. Untuk tindak lanjutnya, ia berharap agar Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor bisa langsung menangani. Apalagi, dalam waktu dekat Dudu mengaku tidak lagi menjadi kepala sekolah tersebut.

“Saya sebentar lagi dipindahkan. Memang, sebelum kejadian ini tetapi saya sudah upayakan menyurati agar mendapat penanganan segera,” ungkapnya.

Selain kelas, Dudu juga menyebut kurangnya fasilitas bagi siswa. Misalnya, sulitnya mendapatkan air ditambah sarana toilet yang minim. Bahkan, plafon di SDN 03 Sukaluyu ambruk. Selain itu, beberapa rangka atap yang terbuat dari kayu juga mulai patah.

Menanggapi masalah tersebut, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor, TB Luthfie Syam menjelaskan, pihaknya sudah melarang kelas ditempati kembali. Terlebih, kondisinya yang rapuh. Jika masih keukeuh, ia menyerahkan kepada kepala sekolah.

Sementara itu, masalah kelas rapuh menjadi perhatian DPRD Kabupaten Bogor. Ketua Komisi IV DPRD ­Kabupaten Bogor, Wasto mengatakan, untuk penanganan pemerintah bisa menggunakan dana bencana. Hanya saja, penyebab ambruknya perlu dikategorikan.

“Artinya, ini akibat bangunannya atau memang karena bencana. Kalau bencana, bisa menggunakan dana tersebut,” katanya. Namun, Wasto menegaskan kerusakan kelas harus mendapatkan perhatian serius agar tak ada korban jiwa.(don/c)