25 radar bogor

Ridwan Kamil Dicakar

DIALOG: Ridwan Kamil (kanan) menanyakan berbagai permasalahan yang terjadi di Pasar Parung, kemarin. (Kelik/ Radar Bogor)

BOGOR-Program Belanja ”Masalah” yang digagas Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil saat bertarung menjadi kepala daerah di Kota Bandung beberapa tahun lalu, masih dianggap efektif. Saat ini, bakal calon gubernur Jawa Barat tersebut masih menjadikan program tersebut jurus pamungkas.

Kemarin, Emil -sapaan Ridwan Kamil- kembali roadshow di Kabupaten Bogor tepatnya ke Pasar Parung. Mengenakan kaus biru dan totopong, ia sesekali bertanya terkait harga sejumlah kebutuhan pokok.

Mayoritas pedagang yang ditanya Emil mengeluhkan pasar sepi lantaran banyak pedagang yang memilih berjualan di pinggir jalan. “Padahal pasar ini resmi milik pemerintah, tapi kurang tegas menindak pedagang yang jualan di trotoar,” kata Kaur Desa Waru, Kecamatan Parung, Dimyati.

Emil pun langsung merespons permasalahan yang dikeluhkan para pedagang. Menurutnya harus ada penataan ulang Pasar Parung agar diminati pembeli.

Ia menganggap, letak Pasar Parung tidak menjadi magnet bagi masyarakat untuk belanja ke pasar yang berada di dalam. Sebagian besar masyarakat memilih untuk berbelanja langsung dipinggir jalan di mana notabennya pedagang kaki lima (PKL).

Sehingga, harus ada penataan mulai dari tata ruang hingga persoalan kebersihan.“Saya melihat membuat  tata ruang pasar kurang bagus. Misalnya, jalan masuk ke pasar terlalu jauh, sehingga pedagang jemput bola jualan di pinggir jalan (PKL, red),” kata dia.

Padahal, lanjut Kang Emil, potensi ekonomi di Pasar Parung ini sangat luar biasa. Ia menganggap perputaran ekonomi tumbuh dengan  baik di Pasar Parung. “Melihat pasar ini, kalau saya diberi amanah menjadi gubernur, di depan pasar akan saya bangun alun-alun, tempat orang berkumpul, dan akses menuju pasar. Tata ruang pasar dibuat lebih menarik dan terutama pasar harus bersih,” ujarnya.

Di pasar, Emil sempat membeli ikan asin sepat. “Ikan asin sepat ini kesukaan saya. Meski banyak cucuknya (duri), rasanya nikmat banget dimakan sama nasi panas. Jadi kalau wartawan mau ngirim saya, kirimin aja ikan asin sepat dan tahu, pasti saya makan,” candanya.

Saat melakukan blusukan di pasar, Kang Emil meringis kesakitan di bagian kaki kirinya. Rupanya ia terluka karena cakaran kucing yang mengenai telapak kaki kirinya.

Kejadian itu dialami pria kelahiran 1971 tersebut saat sedang bercakap-cakap dengan pedagang. Darah yang keluar tersebut langsung dilap dengan tisu. Tim yang turut mendampingi Emil bahkan langsung bergegas mengobati luka dikakinya. Selanjutnya, ia langsung melanjutkan blusukannya.

Pantauan Radar Bogor, para pedagang dan pembeli berebut selfie dengan Kang Emil. Kang Emil mengklaim, dari antusias warga yang meminta untuk berfoto, hampir 80 persen masyarakat Kabupaten Bogor sudah mengenal dirinya.

Tak jarang warga yang sedang di motor, sengaja memarkirkan kendaraannya hanya untuk foto berama Kang Emil. “Itu, Kang Emil? Bu, ayo turun dulu kita foto sama calon gubernur!” ujar salah satu pengendara.

Sementra itu, Pasar Modern Parung sering disebut Pasar Parung Lama, posisinya tak jauh dari terminal bayangan angkot. Emil juga sempat menyambangi sopir angkot yang tengah mengetem persis di gerbang masuk Pasar Modern Parung. “Ada terminal, tapi nggak dibangun-bangun sama pemerintah, terpaksa kita ngetem di sini,” kata seorang sopir angkot jurusan Parung-Bogor.

Emil pun mendatangi lahan  terminal tersebut. Lahan kosong yang luasnya lebih dari satu hektare itu hanya hamparan rumput hijau. Di sekelilingnya terlihat pagar tembok setinggi 3 meter. Jalan masuk hanya selebar 2 meter.

Melihat lahan luas bakal terminal, Emil mengungkapkan, lahan ini harus segera dibangun terminal. “Di pinggirnya bisa dibangun kios-kios makanan, lalu di tengahnya untuk terminal. Lahannya sudah tersedia, sayang kalau tidak segera dibangun terminal,” ujarnya.(ded/c)

DIALOG: Ridwan Kamil (kanan) menanyakan berbagai permasalahan yang terjadi di Pasar Parung, kemarin. (Kelik/ Radar Bogor)