25 radar bogor

Stasiun Klimatologi: Segera Antisipasi Ancaman Longsor!

BOGOR-Longsor terus menghantam kawasan per­bukitan. Bencana yang menewaskan warga Kampung Bojongkoneng RT 06/02, Desa Ciherangpondok, Kecamatan Caringin, Kamis (5/10), bisa terjadi kapan saja di wilayah lain di Kota dan Kabupaten Bogor. Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor mendesak pemerintah daerah agar segera melakukan langkah-langkah antisipasi.

Kepala Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor Budi Suhardi mengatakan, sebagian wilayah Jawa Barat kini telah keluar dari musim pancaroba. Meski bakal turun merata, hujan tetap berpotensi lebat disertai angin kencang dan petir. Mengingat permukaan tanah Bogor telah dihantam kemarau yang cukup panjang, ancaman longsor tak terelakkan.

’’Seperti hari ini (kemarin, red) malam hari masih berpotensi hujan sedang-lebat disertai kilat dan petir. Kami imbau warga tetap waspada,” kata Budi kepada Radar Bogor.

Hujan yang terjadi di musim transisi ini berasal dari awan-awan konvektif yang bisa mengakibatkan hujan lebat dalam waktu singkat. Masyarakat di wilayah barat, selatan, timur dan utara Bogor juga diminta mewaspadai ancaman puting beliung yang bisa datang tiba-tiba.

“Kami mengimbau masyarakat selalu mengikuti perkembangan prakiraan cuaca BMKG sebelum beraktivitas,” ungkap Budi. Selain itu, pemerintah daerah diminta untuk segera melakukan langkah antisipasi bencana banjir dan longsor mengingat intensitas hujan akan terus meninggi.

Di bagian lain, PDAM Tirta Pakuan kemarin mengunjungi lokasi longsor Bojongkoneng, Ciherangpondok, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Tim PDAM yang dipimpin dipimpin Sekretaris Perusahaan Rinda Lilianti menemui tokoh masyarakat dan aparat daerah setempat.

“Atas nama perusahaan, kami turut prihatin atas musibah terse­but. Kami pun turut berbela­sungkawa atas jatuhnya korban jiwa atas nama bapak Adul Syarif. Mudah-mudahan ini jadi perhatian kita semua,” ungkapnya.

Rinda pun menyampaikan rencana PDAM yang akan merelokasi pipa AC 18” yang lokasinya tidak jauh dari area longsor. Langkah relokasi ditempuh untuk menghindari pipa transmisi jalur sumber mata air Tangkil tergerus oleh longsor susulan yang dapat terjadi suatu saat.

“Tahapan relokasi sudah dilakukan. Mudah-mudahan tidak terlalu lama, karena pelanggan sudah sangat membutuhkan pasokan air. Relokasi pipa (di area Bojongkoneng) merupakan langkah PDAM untuk meningkatkan pelayanan pelanggan. Bayangkan kalau pipa itu tidak dipindah, lalu ada longsor susulan yang menggerus pipa kita, maka kerugian lebih besar akan dialami PDAM dan pelanggan,” tutup Rinda.

Direktur Teknik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Syaban Maulana menambahkan, pihaknya akan memindahkan pipa AC 18” sepanjang 150 meter dan menggantinya dengan pipa baru jenis HDPE 18”. PDAM telah berkoordinasi dengan pengembang proyek jalan Tol Bocimi untuk memudahkan mobilisasi dan pengangkutan pipa ukuran besar itu.

“Alhamdulillah, kita sudah diberi akses oleh pengembang Bocimi untuk pengiriman truk-truk pengangkut pipa HDPE 18”. Hanya untuk masuk ke area relokasi, pipa tidak bisa masuk karena hanya ada jalan setapak sepanjang 600 meter yang licin saat hujan,” kata Syaban.Syaban menerangkan, proses mobolisasi 25 pipa HDPE itu akan melibatkan warga sekitar untuk mempercepat proses pengerjaan. (ric)

“Berat pipa 216 kilogram perbatang. Bayangkan ini ada 25 batang, yang harus diangkut dari tempat pemberhentian truk ke lokasi relokasi sepanjang 600 meter. Tidak pakai alat bantu, hanya diangkut ramai-ramai oleh warga dan pihak kontraktor,” tukasnya.(ric)