BOGOR–Menikmati secangkir kopi akan lebih terasa jika dilakukan sembari mendengarkan musik, membaca buku atau menonton film. Namun, apa jadinya jika kombinasi keempat kegiatan tersebut dilakukan bersama. Itulah yang terlihat dalam kegiatan Bogor Coffee Day, yang dihelat di Botani Square, kemarin (6/10).
Public Relation Bogor Coffee Day, Yustika menuturkan, Bogor Coffee Day diselenggarakan sebagai bagian dari selebrasi Hari Kopi Internasional yang jatuh 1 Oktober. “Kopi itu enggak bisa lepas dari musik, buku, dari film. Jadi, kita ingin yang datang ke acara kopi, bukan anak-anak kopi saja, lebih kepada general. Jadi, yang suka musik, film sama buku bisa juga datang, tapi tetap semuanya berhubungan dengan kopi,” ungkap Yustika.
Selain sebagai selebrasi, Bogor Coffee Day juga menjadi ajang silaturahmi antarpegiat kopi di Bogor. “Partisipannya ada delapan. Antara lain, Kemenady, Dailydose, Kongkouw, juga Rumah Seduh,” jelasnya.
Tapi yang tak kalah penting, dengan adanya Bogor Coffee Day ini menunjukkan bahwasanya pergerakan kopi Bogor sudah baik dengan bermunculannya pegiat kopi yang memiliki produk sendiri atau me-roasting kopinya sendiri. Sehingga masing-masing pegiat kopi memiliki karakter.
“Agendanya cukup banyak, di antaranya Manual Brew Competition, Silent Cupping, Silent Movie Streaming, dan Local Music Performance,” ungkapnya.
Terkhusus untuk Silent Cupping, sambung Yustika, memang ditujukan bagi mereka yang awam dengan kopi tetapi ingin mengetahuinya lebih dalam. “Silent Cupping sebenarnya ingin mengedukasi dan memberitahukan kepada orang-orang, bahwa kopi ini banyak loh profilnya. Terus, kita punya konsep yang berbeda, berkolaborasi dengan Suara Sunyi,” pungkasnya.(wil/c)