25 radar bogor

Sampah PKL Terus Menggunung

PENCEMARAN: Jalur PU Pasar Citeureup I setiap hari dipenuhi sampah yang dihasilkan para PKL. Aziz/Radar Bogor
PENCEMARAN: Jalur PU Pasar Citeureup I setiap hari dipenuhi sampah yang dihasilkan para PKL. Aziz/Radar Bogor

CITEUREUP–Sikap diam pemerintah terhadap menjamurnya pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Citeureup, terus mendapat sorotan masyarakat. Gunungan sampah yang dihasilkan PKL di sekitar pasar tradisional itu, jelas mengganggu para pengunjung dan warga sekitar.

Mirisnya, pemerintah seakan memfasilitasi tempat pembuangan sampah (TPS) bagi para pedagang ilegal itu. “Setiap hari PKL buang sampah di sini. Padahal, lokasi ini bukan TPS,” ujar warga Desa Citeureup, Suryadi (39) kepada Radar Bogor, kemarin (5/10).

Menurutnya, PKL ini dikoordinir oknum PNS di Citeureup. Makanya, para PKL dengan bebas membuang sampah semba­rangan. “Yang saya dengar ada oknum yang bermain. Saya yakin, jika diselidiki polisi pasti ketemu orangnya,” tuturnya.

Keluhan serupa disampaikan Qotrunnada Nada (27). Pengunjung Pasar Citeureup ini mengaku tidak nyaman dengan tumpu­kan sampah. Sebab, sampah itu menim­bulkan bau busuk yang sangat mengganggu. “Pasar tradisional seperti TPS. Harusnya PKL ini ditertibkan,” harapnya.

Tumpukan sampah itu juga membuat petugas kebersihan kewalahan. Pasalnya, meski sering diangkut, tumpukan sampah di pinggir jalan Raya Mayor Oking itu tak kunjung habis.
“Sampah di pinggir jalan itu sering kami angkut. Sementara, sampah tak ada habis­nya,” ujar Dadang, petugas pengangkutan UPT Kebersihan Cibinong Dinas Lingku­ngan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor.

Meski telah disediakan tempat pembu­angan sampah, para PKL umumnya me­milih cara mudah membuang sisa jualan­nya. Sehingga, volume sampah tak sebanding dengan intensitas pengangkutan. “Saya yakin jika PKL berkurang akan berku­rang juga sampahnya,” terangnya.

Sementara itu, Kepala UPT Kebersihan Cibinong Dinas Lingkungan Hidup Usep Supriatna menerangkan, sampah di dua titik sentra area Citeureup itu merupakan sampah liar sehingga tak menghasilkan retribusi. Petugas pun cukup kewalahan mengatasinya. “Tak ada masukan buat pemda,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Usep berharap pemerintah desa berperan aktif memberikan kesadaran kepada para PKL agar tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu, penertiban PKL dianggap dapat menjadi solusi mengatasi sampah.

Terkait adanya oknum pemerintah yang meminta jatah kepada PKL, Asep memastikan, itu bukan anak buahnya. “Kalau ada laporan langsung kami tindak. Saya yakin, anak buah saya tidak akan berani membekingi sampah liar dari PKL,” tegasnya.(azi/c)