25 radar bogor

Banjir-Longsor Renggut Enam Nyawa

BOGOR–Dana bencana sebesar Rp28,8 miliar yang belum terserap, ternyata tak sebanding dengan jumlah bencana yang terjadi di Kota Bogor selama 10 bulan terakhir ini. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor menyebutkan, hingga Oktober sudah terjadi 341 bencana. Perinciannya, 53 kejadian kebakaran, 25 banjir, 68 pohon tumbang, 6 orang hanyut, 52 puting beliung serta 137 longsor.

“Untuk longsor banyak terjadi di wilayah barat, terutama di Pasirjaya. Jadi, di atas tebingan yang kemungkinan dalam kontur rawan longsor. Sebulan itu bisa tiga sampai empat kali longsor,” ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Bogor, Budi Hendrawan.

Budi menjelaskan, dari 341 kejadian bencana, terdapat enam korban meninggal yang disebabkan tanah longsor dan terhanyut air bah. Menurut dia, ancaman longsor di Kota Hujan memang sangat tinggi. Lantaran banyaknya permukiman warga di tebingan.

Tapi, bencana lain yang tidak bisa disepelekan adalah pohon tumbang. Karena saat hujan turun, pasti ada saja pohon tumbang di Kota Bogor. Karena itu, pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan bagian pertamanan. “Misalkan ada pohon tumbang, kami akan saling koordinasi. Biasanya kami membantu dalam proses evakuasi jika ada korban,” beber Budi.

Dia mengambil contoh, ada pohon tumbang ke tanah, pihaknya tidak akan menangani jika tidak berbahaya. Kemudian, soal kebakaran, penanganannya di bagian pemadam kebakaran. “Kalau ada kebakaran, dari BPBD hanya assessment saja. Kalau perlu dievakuasi, ya diungsikan sementara,” kata dia.

Soal bencana puting beliung, menurut Budi, tergantung musimnya. Sebab, biasanya muncul di antara musim hujan ke musim kemarau. Dan tidak semua daerah mengalami puting beliung. Biasanya puting beliung muncul di daerah Babakan Bogor Utara, kemudian Cibuluh.

“Jadi, kalau puting beliung pasti ada semacam rutenya, enggak kayak pohon tumbang. Berbicara cuaca, munculnya peralihan antara musim hujan ke kemarau,” pungkasnya.

Sebelumnya, dari total dana bencanan Rp32 miliar yang dianggarkan dalam biaya tak terduga (BTT) APBD Kota Bogor, sampai saat ini baru terserap 3,2 miliar atau 10 persen. Sementara Rp28,8 miliar lagi tak terserap.

Kondisi itu tidak lain karena fungsi BPBD Kota Bogor yang baru sebatas operasi penyela­matan dan pemenuhan kebu­tuhan barang dasar.

”Karenanya, pemkot akan memberikan fungsi baru kepada BPBD Kota Bogor, yaitu tindakan pascabencana. Fungsi tersebut berkaitan dengan perbaikan bangunan yang terdampak bencana alam,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat. (wil/c)