CITEUREUP–Sejumlah pedagang yang tergabung dalam Paguyuban PKL Pasar Citeureup I mengancam akan menghadang personel yang represif terhadap mereka. Sebab, 70 persen PKL merupakan putra daerah.
Ketua Paguyuban PKL Pasar Citeureup I, Muhamad Yusuf Alikiyat berharap, pemerintah mampu menggunakan hati dalam menentukan kebijakan. Menurutnya, eksekusi PKL akan menggores hati warga Bogor.
“Mayoritas di sini (PKL, red) putra daerah asli Citeureup. Mereka cuma ingin menyambung hidup,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin (3/10).
Karenanya, rencana eksekusi PKL yang dilakukan Satpol PP Kabupaten Bogor, akan mendapat perlawanan. Sebab, para PKL sudah berupaya tertib dan tidak mengganggu kepentingan umum.
“Sampah kami tata dan jalur yang kami gunakan tidak akan mengganggu siapa pun, meskipun jarang pengendara melintasi jalur ini,” ucapnya. Ia mengaku tak bermaksud menghalangi petugas menjalankan aturan.
Namun, ia berharap ada pertimbangan kemanusiaan yang harus diperhatikan pemerintah. Mengingat, selain 70 persen para PKL adalah warga asli Citeureup, mereka juga tidak ingin dianaktirikan. “Silakan tegakkan perda, tapi jangan tebang pilih karena akan membangkitkan ’macan yang sedang tidur’,” ancamnya.
Sementara itu, Satpol PP Kabupaten Bogor dan Kecamatan Citeureup berencana menertibkan para PKL yang berada di atas lahan PU dekat Pasar Citeureup I. Bangunan semipermanen milik PKL ini dinilai telah meresahkan warga.
Kabid Perundang-undangan Satpol PP Kabupaten Bogor, Agus Ridho mengatakan, segera melakukan tindakan tegas terhadap PKL. Tak seperti biasanya, penertiban para PKL Citeureup akan lebih memiliki aspek jera. “Kami sedang rencanakan penindakan lebih efektif karena setelah dikosongkan lahan sudah diprospek. Sehingga kemunginan kecil PKL akan kembali menempati area itu,” tegas Ridho.(azi/c)