25 radar bogor

Tujuh Hari Begadang demi Air

BOGOR–Nur Ahmad begitu kebingungan. Sudah tujuh hari terakhir, pasokan air PDAM Tirta Pakuan ke tempat tinggalnya, RW 12, Gang Pasama Cimanggu Kecil, Kelurahan Ciwaringin, Kecamatan Bogor Tengah, sangat kecil. Empat hari terakhir menjadi yang paling buruk, tidak ada setetes pun air mengalir.

“Empat hari terakhir paling parah. Dulu dulu enggak ada masalah. Kayaknya setelah dibangun reservoir di Merdeka. Saya juga ngerti kalau ada perbaikan, tapi kan enggak gini juga. Kalau bayar PDAM, nunggak aja didenda. Sebenarnya masyarakat sudah patuh, karena saling memerlukan. Sudah menelpon PDAM tapi enggak diangkat,” ujarnya kepada Radar Bogor kemarin (1/10).

Terlebih, sambung Ahmad yang juga ketua RW 12, tidak lagi adanya air pancuran kian menambah penderitaan warga. Apalagi, bukan hanya wilayahnya yang tidak mendapat air PDAM, melainkan juga RW 11. Hanya saja, pekan lalu, RW 11 mendapat bantuan kiriman tangki air. Itu pun baru sekali.

“Dikasih tapi satu tangki enggak akan cukup. Untuk meng-cover minum saja iya, tapi untuk mandi dan lainnya enggak akan cukup. RW 12 belum pernah dapat bantuan sama sekali. Kering kayak gini, sebulan dua bulan sudah sering begitu. Biasanya malam saja adanya, sehingga ketika ada aliran air, mau tak mau kami begadang. Namun, sekarang kalau malam pun sama sekali enggak ada (air),” bebernya.

Ahmad bercerita, kondisi warga kini kian resah. Bahkan, beberapa dari mereka mengancam untuk melakukan unjuk rasa ke PDAM Tirta Pakuan. Selain RW 11 dan 12, RW 7 pun mengalami kekeringan. “Jelas sangat mengganggu, banyak yang enggak bisa dagang karena enggak ada air. Kejadian kayak gini sudah sering, dari bulan kemarin enggak stabil, parah-parahnya sekarang,” ucapnya.

Ahmad mengaku masih terbantu dengan adanya bak penampungan. Namun, apa jadinya dengan warganya yang tidak memiliki bak penampungan. Alhasil, hujan yang datang belakangan pun kerap ditampung, sekadar sebagai air pengganti cuci piring, baju atau lainnya. “Harapannya ya lancar-lancar saja, meskipun kecil,” tukasnya.

Dikonfirmasi, Dirut PDAM Tirta Pakuan, Deni Surya Senjaya mengatakan, kekeringan yang menimpa warga Kelurahan Ciwaringin, disebabkan bocornya pipa yang berada di sekitaran Jalan MA Salmun. “Bukan 7 hari tapi 3 hari. Tadi juga ada yang telepon, ada bocor yang besar. Baru ketahuan tiga hari yang lalu, di Jalan MA Salmun. Posisinya di bawah saluran beton, jadi susah dilacak. Baru tadi siang ketahuan kemungkinan titiknya, sudah ketemu. Hari ini (kemarin, red) mau dibongkar,” jelasnya.

Pipa bocor tersebut, sambung Deni, merupakan pipa lama yang sudah tertanam sejak 1975. Perbaikannya pun terkendala, salah satunya karena keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan tersebut. Aduan sendiri, sambung Deni, datang sejak tiga hari yang lalu.

“Kalau bantuan tangki jalan terus, malah kami pinjam ke PDAM tetangga. Jalan terus ke daerah Bougenville, malam ini ke Barata, Cimanggu kecil. Tangki jalan terus karena keluhan sudah dari kemarin,” bebernya.

Deni mengatakan, agar peristiwa serupa tidak lagi terjadi, langkah ke depan, pihaknya akan mengganti pipa yang berada di daerah MA Salmun dengan menggunakan pipa HDPE yang sudah diprogramkan. “Bulan depan sudah beres, pipa lama akan diganti. Karena ini bocor, pengaruh ke semua. Jadi, levelnya enggak bisa naik-naik,” tandas Deni.(wil/c)