25 radar bogor

Meraup Rupiah dari Wood Painting

MENJANJIKAN: Pemilik galeri wood painting, Marlina memamerkan sejumlah karya yang siap dipasarkan ke publik.
MENJANJIKAN: Pemilik galeri wood painting, Marlina memamerkan sejumlah karya yang siap dipasarkan ke publik.

MEGAMENDUNG–Seni wood painting belum banyak dikenal di Indonesia. Namun, dalam catatan sejarah, seni ini menjadi media promosi iklan di era tahun 1920-an. Melihat peluang itu, Maulina Triana Putri dan suaminya, Lukmana, menekuni bisnis ini.

Mereka membuka lapaknya di salah satu pertokoan di Desa Cipayung, Megamendung, samping Restauran Cimory. Bermodal kayu pilihan, mereka merintis usahannya di Malang, Jawa Timur.

Dimulai tahun 2000-an, kini keduanya bisa memperkerjakan seniman. Maulina mengaku baru membuka tokonya sejak bulan lalu. Kemampuan itu ada dengan sendirinya, dibantu para seniman saat membuka bengkel. “Kami memang mencari peluang dari kawasan wisata,” ucapnya kepada Radar Bogor.

Lina -sapaan karibnya- mengisahkan awal mula terjun ke bisnis pajangan dinding tersebut. Kala itu, pasangan ini baru saja selesai pensiun dini di salah satu perusahaan. Mereka rupanya memiliki hobi dengan benda antik. “Nah, karena suka dengan suasana zadul maka kami tekuni usaha ini,” aku ibu beranak tiga ini.
Menurutnya, peluang bisnis yang ditekuninya mulai booming lima tahun belakangan. Pasalnya, pasar lokal yang didominasi kalangan muda banyak melirik karya tersebut. Tak hanya dalam negeri, pemesan dari sejumlah negara seperti Singapura dan Malaysia pun menjadi langganan Lina.

“Kami bersifat menyalurkan dan ada yang jual lagi. Kami membuka gerai ini untuk memperkenalkan produk dan lebih dekat dengan Jakarta,” terangnya setengah berpromosi.

Soal harga, pembeli tidak perlu khawatir. Lina membanderol harga mulai dari Rp70-200 ribu, tergantung kerumitan pajangan kayu.
“Modelnya pun beragam, mulai dari motor era 1920-an, sampai karakter yang memang hit di zaman itu,” tukasnya.(don/c)