25 radar bogor

Lebih Murah, Warga Pilih Kayu Bakar

BAHAN BAKAR: Beberapa warga Kampung Cipicung, Desa Mekarmari, lebih memilih menggunakan kayu bakar ketimbang gas.
BAHAN BAKAR: Beberapa warga Kampung Cipicung, Desa Mekarmari, lebih memilih menggunakan kayu bakar ketimbang gas.

CILEUNGSI–Tak hanya di perkampungan, warga perkotaan seperti Cileungsi, juga lebih memilih kayu bakar untuk memasak sehari-hari. Seperti Ida Jubaidah (53), warga Cipicung, Desa Mekarmari, yang lebih memilih kayu bakar ketimbang gas bersubsidi.

Sudah lebih tiga tahun Ida menggunakan kayu bakar untuk memasak di rumahnya. “Gas mahal. Mending pakai kayu bakar,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin. Ia membeli kayu bakar satu pikap Rp300 ribu. Kayu yang dibeli itu bisa bertahan selama dua bulan.

“Kalau pakai kayu hemat dan tidak berbahaya. Sudah itu murah,” tuturnya. Tak hanya Ida, beberapa tetangga lainnya juga memilih bahan bakar alternatif kayu bakar, seperti Iroh (48), Hasanah (31), dan Jatoh (37). Warga Cileungsi itu mengaku, membeli kayu bakar ke pangkalan kayu di Kampung Gobang.

Sementara itu, Camat Cileungsi, Renaldi Yushab mengaku tak bisa memaksakan warga untuk beralih menggu­nakan gas elpiji.

Meskipun itu bagian dari program pemerintah pusat, mereka tidak bisa memaksakan warga. “Nyatanya di lapangan banyak warga lebih memilih kayu bakar. Kami tak bisa memaksakan dan menyerahkan semuanya kepada warga,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Meski begitu, camat menilai persentase pengguna gas dengan kayu bakar masih lebih besar pengguna gas. Dengan kata lain, gas masih menjadi pilihan utama warga. “Hanya sebagian kecil yang menggunakan kayu bakar dan saya yakin gas masih dibutuh­kan warga,” terangnya.(azi/c)