25 radar bogor

Dedi Harusnya Transparan

BOGOR–Jelang pemilu, membeli perahu untuk mendapatkan dukungan atau rekomendasi dari partai politik bukan menjadi hal baru. Pengamat politik, Yus Fitriadi menilai, hampir semua aktor politik sudah bersikap wajar atas kasus tersebut.

Namun, ketika ini terjadi terus-menerus maka akan menjadi budaya. “Ini kan implikasinya tidak sederhana, di mana sudah bisa dipastikan mereka yang akan diusung parpol adalah yang mempunyai uang. Adapun kapasitas dan integritas itu menjadi nomor sekian,” ujar Yus kepada Radar Bogor.

Lebih lanjut ia mengatakan, pernyataan terbuka yang dilontarkan Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi bahwa ada upaya yang meminta uang agar mendapatkan rekomendasi dari DPP setelah isu surat palsu yang menerpa dirinya, sangat disayangkan.

“Saya kira ada dua yang melatarbelakanginya. Pertama, sebagai bentuk emosional sakit hati khawatir rekomendasi tidak jatuh kepada dirinya itu benar terjadi, kedua sudah pasti sedang mencari simpati pasukannya atau partai di luar Golkar bahwa posisi dia sedang terzalimi,” ujar dia.

Dia menambahkan, seandainya tidak ada isu rekomendasi tersebut jatuh kepada orang lain, kemungkinan besar Dedi Mulyadi tidak membukanya apalagi secara terbuka.
“Saya pikir kalau memang Dedi serius ingin membuka kasus ini, harus berani transparan, supaya tidak menjadi bola liar yang memunculkan spekulasi yang lebih masif dan tidak sehat,” terangnya.

Sementara itu, Sekretaris DPD Golkar Kota Bogor, Heri Cahyono masih menunggu penjelasan detail dari Dedi Mulyadi. “Mau kroscek bagaimananya, yang tahu kan hanya beliau (Dedi, red),” ujar dia.

Untuk persoalan ada yang meminta uang, Wakil Ketua DPRD Kota Bogor tersebut menambahkan bahwa DPD Golkar Kota Bogor saat ini masih diam. “Kami menunggu instruksi saja, terkait polemik kami mencoba menenangkan kader-kader untuk sabar menunggu sampai ada titik terang. Kami yakin pasti akan ada penjelasan di kemudian hari. Terpenting terus bekerja menggalang konsolidasi partai,” pungkasnya.(ded/c)