25 radar bogor

Cerita Tiga Siswa SMAN 4 Juara Pekan Olahraga Nasional

PRESTASI: Para siswa menunjukkan medali yang diraihnya masing-masing.
PRESTASI: Para siswa menunjukkan medali yang diraihnya masing-masing.

Tiga peserta didik SMAN 4 Kota Bogor menorehkan prestasi di ajang Pekan Olahraga Nasional. Mereka adalah Reyhand Syach Rezza, Windi Ardana, dan Aprilia Nurpatmah. Sebelum berlaga, kendala menurunkan dan meningkatkan berat badan (BB) menjadi cerita tersendiri yang mengesankan.

Laporan :
Rany Puspitasari

Ketiganya mengikuti ajang olahraga bergengsi tersebut berawal dari keikutsertaan mereka dalam klub judo Bogor, yaitu Unitex Judo. Hal itu disampaikan Reyhand, peraih medali perak di ajang Popnas. Kata Rezza -sapaan Reyhand- ketiganya berada dalam tiga kelas berbeda dalam perlombaan. Dirinya masuk kelas 50 kg, Windi kelas 40 kg, dan April kelas plus 63 kg.

Rezza mengatakan, saat final melawan Sumatera Barat, dirinya sudah kelelahan lantaran sebelum pertandingan melakukan puasa selama dua hari untuk menjaga berat badannya. “Saya dua hari puasa sebelum pertandingan, karena kalau tidak, berat badan naik bisa didiskualifikasi. Makanya, sampai final, stamina saya kurang,” ungkap Rezza yang telah bergabung sejak kelas 4 SD di Unitex Judo.

Sementara, April harus terhenti di juara tiga dan mendapatkan medali perunggu lantaran lawannya dari Lampung hampir memiliki bobot badan 90 kg.

Jika Rezza harus puasa agar berat badannya tidak naik, justru April harus banyak makan agar beratnya meningkat. Sampai-sampai, agar tidak terkena diskualifikasi, saat hari penimbangan berat badan, dirinya harus memakai celana training dua, mengantongi lebih dari dua handphone dan baju berlapis agar beratnya mencapai 63.

“Sayangnya, sudah banyak makan, berat saya masih di 62 kg terus, sedangkan lawan-lawan saya benar-benar 63 kg ke atas, makanya saya paling kecil di kelas saya. Apalagi lawan saya saat saya kalah itu,” ucapnya.

Begitu pula dengan Windi yang paling kecil di antara lawannya di kelas 40 kg. Hanya, Windi beruntung bisa mengalahkan lawannya di final setelah mendapatkan golden score atau perpanjangan waktu. Sehingga dirinya mendapatkan medali emas. “Saya juga puasa dulu dua hari, agar berat badan saya tidak melebihi, tapi alhamdulillah stamina bisa tetap terjaga hingga babak final,” tutupnya.

Ketiganya mengaku akan terus memperbaiki kekurangan masing-masing di ajang selanjutnya, yaitu Monas Open pada November mendatang yang merupakan ajang tingkat internasional. Persiapan pun akan lebih matang dibanding event nasional yang sudah diikuti tersebut.(c)