25 radar bogor

Cak Koes, Studio Foto Tematik dengan Konsep Tempo Dulu

UNIK: Cak Koes Studio Foto memberikan sensasi foto jadul yang sangat eksotis. Terlihat dari pernak-pernik foto yang semuanya berkonsep tradisional. Nelvi/radar bogor.
UNIK: Cak Koes Studio Foto memberikan sensasi foto jadul yang sangat eksotis. Terlihat dari pernak-pernik foto yang semuanya berkonsep tradisional. Nelvi/radar bogor.

Mengabadikan kebersamaan dengan kawan juga sanak saudara akan terasa lebih seru jika dilakukan di studio foto. Namun, jika bosan dengan konsep foto yang itu-itu saja, tidak ada salahnya mencoba konsep tradisional atau konsep jadul di Studio Foto Tematik Cak Koes.

Laporan: Wilda Wijayanti

Memasuki studio foto ini, sejauh mata memandang, Anda akan dibawa ke masa tahun ‘60-an hingga ‘70-an. Di setiap sudut ruang, dipenuhi dengan pernah-pernik atau barang-barang yang kerap digunakan pada masanya. Sebut saja petromak, setrika arang, kendi, caping juga perlengkapan dapur jadul.

Kepada Radar Bogor, Marketing Studio Foto Tematik Cak Koes, Haled mengatakan, bukan hanya sekadar studio foto, pihaknya ingin membawa tiap konsumen merasakan sensasi hidup di era dulu atau tradisional. Sekaligus mengem­bali­kan masa-masa jadul yang penuh dengan kesederhanaan.

“Awalnya karena memang owner-nya punya hobi fotografi, kamera-kameranya sudah ada, ruangannya pun ada, tinggal melengkapi pernak-pernik yang dibutuhkan. Mengapa konsep tradisional yang diusung, agar para konsumen yang datang lebih mencintai Indonesia,” kata Haled.

Selain itu, sambung Haled, studio foto tematik yang diusungnya pun tak jarang menjadi tempat menambah pengetahuan tentang hal-hal yang berbau tradisional, terutama bagi generasi kekinian maupun anak-anak.

“Mencari barang-barangnya tidak sulit, lewat online salah satunya juga memesan ke yang bisa membuat. Selain itu, masih banyak yang ingin kami lengkapi, semisalnya koran jadul. Dan di sini, tidak ada barang-barang elektronik, juga zero waste, artinya enggak jadi sampah,” tuturnya.

Lebih lanjut Haled mengatakan, meski kesan tradisional dibuat-buat, artinya memang sengaja diatur sedemikian rupa. Namun, dirinya menjadikan foto yang ditampilkan lebih natural. Terlebih lagi dilengkapi dengan baju tradisional, yakni wanita mengenakan kebaya atau pria mengenakan lurik.

“Yang datang dan berfoto dengan konsep tradisional ini bukan hanya mereka yang keturunan Jawa atau orang Jawa, tapi lebih luas cakupannya. Seperti sosialita, keluarga, juga baru-baru ini pre-wedding dengan konsep tradisional,” urainya.

Haled menyebut, harga yang dipatok untuk bisa berfoto dengan konsep tradisional ini berkisar mulai dari Rp300 ribu. “Kebanyakan konsumennya malah dari Jakarta, maksimal meski minimalis ruangannya, tapi untuk foto pernah hingga 50 orang,” tandasnya. (*/c)