25 radar bogor

PSG vs Bayern Muenchen, Laga Penebus Sakit Hati

PARIS–Suhu di Parc des Princes dini hari nanti dipastikan meninggi. Itu merupakan imbas dari matchday kedua Liga Champions antara Paris-Saint Germain (PSG) kontra Bayern Muenchen.

Bukan hanya lantaran kedua tim masuk dalam unggulan. Namun, kondisi internal baik PSG dan Bayern saat ini tengah menghangat. Les Parisiens –sebutan PSG– sebagaimana diketahui tengah direpotkan perselesihan antara Edinson Cavani dan Neymar Jr saat saling berebut eksekusi bola mati mela­wan Olympique Lyon (18/9).

Sedangkan Bayern tengah digoyang kabar bahwa beberapa pilar tim berjuluk FC Hollywood itu mulai gerah dengan pelatih Carlo Ancelotti. Dan, imbas dari dua masalah itu merembet ke hasil pertandingan keduanya di pertandingan liga. Bila PSG yang tanpa Neymar karena cedera harus puas ditahan 0-0 oleh Montpellier (23/9), maka Bayern juga bermain seri 2-2 saat melawan VfL Wolfsburg di hari yang sama.

Namun, menurut Ancelotti, kondisi timnya berbeda dengan PSG. Pelatih berjuluk Don Carlo itu mengatakan bahwa skuat mahal PSG musim ini, dengan Neymar dan Mbappe, masih dalam tahap pencarian identitas permainan. ”Di Bayern, ini (identitas) sudah terbentuk. Tidak seperti PSG,’’ sindir pelatih yang sudah mengoleksi tiga gelar Liga Champions dengan dua tim berbeda itu. “Anda bisa memiliki ambisi untuk memenangkan piala, tapi bukan berarti Anda akan berada di sana pada akhirnya. Persaingan di Eropa sangat ketat,’’ lanjut pelatih 58 tahun itu.

Dia juga membeberkan saat-saat terakhirnya bersama PSG sesaat setelah mengantarkan mereka kampiun Ligue 1 untuk musim 2012-2013. Menurut dia, sebenarnya dia masih ingin melatih PSG di musim berikutnya.

Tetapi, hubungannya dengan presiden PSG Nasser Al-Khelaifi yang tidak cukup baik kala itu membuat semuanya berakhir lebih cepat. Namun, kondisi saat ini berbeda karena hubungannya dengan petinggi PSG membaik dan tidak menutup kemungkinan kembali membesut PSG di masa depan.

Kingsley Coman juga mengusung misi yang sama. Sebagaimana diketahui, Coman merupakan mantan penghuni tim junior PSG pada 2004-2013. Dan, dia sempat mencicipi debut di tim senior dengan usia termuda pada 17 Februari 2013 saat kalah 2-3 dari Sochaux. Kala itu, usia Coman 16 tahun, delapan bulan, dan empat hari.

Dengan awal karier yang cukup bagus, harapan Coman untuk bisa membela tim kelahirannya kian besar. Namun, realitas yang terjadi bertolak belakang. Dia justru “dibuang” ke Juventus dan akhirnya berlabuh di Bayern sejak dua musim lalu.

”Sangat menyenangkan kembali ke Paris,’’ ucap Coman yang memang baru kali pertama kembali ke ibu kota Prancis itu sejak 2014 seperti dilansir dari situs resmi Bundesliga. ”Saya ingat bahwa saat itu saya tidak banyak kesempatan untuk merasakan atmosfer stadion (Parc des Princes). Juga atmosfer yang sangat istimewa dari warga Paris,’’ sambungnya.

Meski sangat mencintai Paris, gelandang timnas Prancis itu lebih memfavoritkan klubnya saat ini bisa menang. Sebab, dia memang berhasil menemukan bentuk permainan selama berada di klub berjuluk FC Hollywood itu.

Tidak heran, sebab dia memang ditangani dua pelatih top seperti Pep Guardiola pada 2014-2015 dan Carlo Ancelotti dalam dua musim terakhir. Buktinya dia sejauh ini sudah melakoni 69 pertandingan dengan 9 gol.

”Saya akan sangat senang bila dimainkan. Namun, prioritas tetaplah kemenangan Bayern,’’ ucap Coman yang hanya bermain di empat menit terakhir saat Bayern ditahan imbang 2-2 VfL Wolfsburg akhir pekan lalu. (io)