25 radar bogor

Pemuda Nikahi Nenek di Cileungsi, Kenal Seminggu Langsung Nikah

BIKIN HEBOH: Suasana akad nikah pemuda 28 tahun dengan seorang wanita berusia 65 tahun, ditonton warga sekitar rumahnya.
BIKIN HEBOH: Suasana akad nikah pemuda 28 tahun dengan seorang wanita berusia 65 tahun, ditonton warga sekitar rumahnya.

CILEUNGSI–Pernikahan Ade Irawan (27) dan Manih (67), warga Kampung Cipicung, Desa Mekarsari, Kecamatan Cileungsi, Jumat (22/9), masih menjadi kontroversi. Meski demikian, garis besar hubungan kedua pasutri yang usianya berjarak 40 tahun itu berlandaskan cinta.

Pasalnya, meski belum lama saling kenal, komitmen menikah akhirnya terlaksana tanpa kendala. “Kami seminggu saling kenal, langsung nikah. Istri saya sudah nyatakan cinta lebih dulu dan kebetulan saya juga cinta,” ucap Ade saat ditemui di kediamannya, kemarin.

Meski selisih umur 40 tahun, Ade yang bekerja sebagai tukang bangunan ini mengaku tak sedikit pun merasa malu. Sebab, cinta yang dibangun sejak satu minggu itu telah memantapkan dirinya lebih serius menjalin kasih dengan Manih.

“Cinta saya tulus. Makanya, saya tidak pedulikan omongan orang. Meski istri saya tidak mungkin bisa melahirkan,” terangnya. Meski harus tinggal di rumah gubuk sederhana dan keluarga barunya ini tidak akan dilengkapi anak, Ade mengaku pasrah menjalani hidup dengan bahagia bersama Manih.

Lantaran, hal itu dianggapnya sebagai pengorbanan cinta. Begitu pun dengan Manih, perem­puan ini juga tak diragu­kan kecintaannya pada Ade. Meski sempat jadi buah bibir keluarganya, Manih tetap membulatkan tekad melangge­ngkan niatannya menikah. “Saudara banyak yang tanya, saya jelasin. Alhamdulillah setuju,” akunya.

Secara materiil, Manih juga ber­kor­ban banyak untuk perniha­kahannya dengan Ade. Sebab, sang suami tidak memili­ki kemampuan finansial. Salah seorang saudara Manih, Ijo (44) mengatakan, Manih mengambil uang hasil penjualan tanah Rp20 juta untuk pernikahannya.

“Dia (Manih) pakai Rp20 juta. Rp3 juta untuk gigi palsu, sisanya nyewa panggung, tenda, dan biaya administrasi akad nikah,” tukasnya. Dia menerangkan, Manih memiliki uang dari hasil jual tanah pada 2015 senilai Rp200 juta.

Uang itu dititipkan kepada kakaknya, Ohin (69). Setelah pernihakan, uang yang tersisa digunakan untuk menutupi kebutuhan hariannya. “Semua uang di kakaknya (Manih, red) sudah diambil semua,” terangnya.

Meski keluarga dekat Manih meragukan niatannya menikah, kata Ijo, pada akhirnya keluarga merestui hubungan Manih dengan Ade. Sebab, Manih dianggap mampu secara finansial menikah dan butuh pendamping hidup setelah dua tahun lamanya ditinggal sang suami, Minan, yang meninggal karena sakit jantung.(azi/c)