25 radar bogor

Penyebab Keracunan masih Abu-abu

SEMANGAT: Ibu-ibu Kota Wisata Cibubur antusias mengikuti zumba di depan Fresh Market Kota Wisata Cibubur, Minggu (24/9).

CIBUBUR–Hingga kini, penyebab 165 siswa SMPN 184 Jakarta yang mengalami keracunan massal makanan katering di Bumi Perkemahan Cibubur, Minggu (24/9) pagi, masih abu-abu. Namun, satu per satu korban sudah berangsur dipulangkan, kemarin (25/9). Mereka diduga keracunan makanan katering berupa tahu yang menjadi lauknya.

Kapolres Jakarta Timur, Kombes Pol Andry Wibowo mengungkapkan, makanan yang dikonsumsi para siswa diketahui dipesan dari salah satu tempat katering di Pasar Rebo. Berdasarkan keterangan dari salah satu siswa yang menjadi korban, ada yang aneh dengan rasa tahu dalam lauk nasi kotak tersebut.

“Dari keterangan salah satu siswa, mereka memang merasa aneh ketika menyantap tahu. Jadi mereka makan, terus gak lama mual, muntah-muntah. Tidak lama habis itu, sejumlah siswa pingsan,” kata Andry.

Adapun para siswa tersebut dirawat di enam rumah sakit berbeda. Antara lain, 85 siswa di RS Melia, enam siswa di RSUD Ciracas, 16 siswa di RS Mitra Keluarga, enam siswa di RSUD Pasar Rebo, 44 siswa di RS Polri Kramat Jati, dan delapan siswa ke RS Permata Cibubur. “Mayoritas sudah pada pulang dan tidak ada korban jiwa,” ucap Andry.

Kasus ini pun sedang dalam penyelidikan Polres Jakarta Timur dan Polsek Cipayung. Polisi bakal memeriksa jasa katering yang menjadi pesanan peserta kemah di kawasan Gang Kumpul Gandaria, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Sementara, Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault menyampaikan beberapa hal terkait kasus keracunan yang menimpa siswa SMP 184 Jakarta tersebut. Menurut dia, perkemahan merupakan salah satu metode kepramukaan yang paling efektif merekatkan anak-anak di Indonesia.

“Baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Apalagi di era sekarang ini, di mana anak-anak kita terbagi interaksinya dengan internet. Sungguh tidak mudah mengelola perkemahan, karena ini kegiatan luar ruangan,” beber Adhiyaksa.

Oleh sebab itu, untuk sekolah dan organisasi mana pun, yang akan mengadakan perkemahan, agar berkoordinasi dengan pengurus Gerakan Pramuka setempat (Kwarnas, Kwarda, Kwarcab, Kwarran, Gudep, dan lain lain).

Hal penting lainnya, sambung Adhiyaksa, perlu dokter atau tenaga kesehatan yang memeriksa makanan yang disajikan untuk peserta perkemahan. Ikuti juga saran dari pengelola Bumi Perkemahan, karena mereka berpengalaman.(dka/c)