25 radar bogor

Percepat Nobar Gara-gara Tulisan ’’PKI’’

BOGOR–Vandalisme tulisan ‘PKI’ di depan gudang di Kampung Selahuni RT 01/06, Desa Ciomas Rahayu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, membuat desa lain resah. Salah satunya, warga Desa Laladon yang tak jauh dari lokasi. Mereka mempercepat nobar (nonton bareng) film G30S/PKI di lingkungan desa.

“Jadwalnya kan tanggal 30, tapi karena ada ramai-ramai tulisan PKI, makanya dimajukan (Sabtu malam 22/9),” ujar Kepala Desa Laladon Ujang Atmaja kepada Radar Bogor.

Ujang menyesalkan ulah oknum yang membuat tulisan tersebut. Terlepas dari benar atau tidak, kata dia, peristiwa itu cukup membuat masyarakat resah. Meski lokasi ada di desa tetangga, Ujang mengaku tetap mengantisipasinya. Sebab, tak menutup kemungkinan pelaku akan berulah di wilayahnya.

Dalam nonbar film G30S/PKI itu, Ujang mengimbau warganya tetap mewaspadai tanda-tanda yang berbau partai berlambang palu arit tersebut. “Saya pribadi meminta warga RT, RW, dan keamanan agar melaporkan jika ada temuan yang aneh-aneh,” kata pensiunan TNI itu.

Diberitakan sebelumnya, di tengah kontroversi pemutaran film G30S/PKI, warga Bogor digegerkan tulisan ’PKI’ di Desa Ciomas Rahayu, Kecamatan Ciomas. Vandaliseme berwarna merah menyala itu berada di depan gudang di Kampung Selahuni RT 01/06, Desa Ciomas Rahayu.

Tulisan ditemukan seorang warga yang yang sempat datang ke lokasi, Fajar (26). Ia mengatakan, tulisan berada di pinggir jalan di sebuah rumah berwarna abu. “Di sini memang lagi ramai gara-gara tulisan ini. Tapi belum tahu siapa yang berani menulisnya,” ujarnya.

Pasca kejadian, Komandan Kodim 0621/Kabupaten Bogor, Letkol Inf Fransisco meminta agar warga Bogor tidak terpancing. “Saya meminta masyarakat peduli dengan sama-sama menjaga negeri ini dari sekelompok orang yang berusaha membuat keributan,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Menurut Fans, pelaku bisa saja berasal dari kelompok lain yang berusaha mencoba membuat situasi panas. Oleh karena itu, warga yang peduli terhadap lingungan dan tidak bersikap apatis.

“Kita jaga negara ini mulai dari kepedulian kita terhadap lingkungan yang ada di sekitar. Semuanya harus mau tahu, jangan apatis,” pintanya. Perwira lulusan akademi militer itu juga mengaku kalau sampai saat ini belum ada indikasi siapa pelakunya.

Sementara itu, di tempat terpisah, terkait hebohnya pemutaran film G30S/PKI, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar enggan mempersoalkannya. Menurut dia, hal itu urusan pribadi orang yang mau menontonnya atau tidak.

“Penayangan film itu nggak ada yang larang. Mau ditonton bersama boleh, yang nggak suka nonton nggak apa-apa. Itulah alam demokrasi. Silakan mau nonton mau nggak,” ujarnya di Kantor DPP PKB, Raden Saleh, Jakarta, Minggu (24/9).

Pria yang akrab disapa Cak Imin itu setuju dengan rencana film tersebut dibuat ulang. Hal tersebut dimaksudkan agar generasi yang lahir pada 2000-an alias generasi milenial mengerti sejarah dan kekejaman PKI. “Itu butuh sebuah adaptasi. Supaya generasi milenial bisa memahami sejarah PKI,” sebutnya.

Bahkan, dia menyarankan supaya semua film tentang sejarah yang muncul di era 80-an maupun 90-an dibuat ulang. “Nggak hanya PKI, semua film harus diadaptasi ke generasi milenial,” pungkas Cak Imin.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menilai pemutaran film Pengkhianatan G30S/PKI tidak jadi persoalan. Bahkan, Jokowi berharap ada daur ulang film yang lebih sesuai dengan masyarakat sekarang.

“Nonton film apalagi mengenai sejarah itu penting. Akan tetapi, untuk anak milenial tentu saja mestinya dibuatkan lagi film yang memang bisa masuk ke mereka,” kata Jokowi.

Orang nomor satu di Indonesia itu juga menilai, masyarakat khususnya anak muda sekarang harus tahu mengenai bahaya paham komunisme yang menjadi dasar pembentukan PKI. Dengan film yang lebih kekinian, maka film PKI yang ditayangkan bisa lebih mudah dipahami anak generasi kini.(don/dna/c)