25 radar bogor

Pemprov Ambil Alih Penanganan Pengungsi

DOA BERSAMA: Warga Karangasem melakukan upacara ngastitiang jagat Bali, Minggu (24/9). Polisi, hingga Minggu (24/9) terus menggelar patroli keamanan di sekitar Gunung Agung, Karangasem, Bali.RAKA DENNY/JAWAPOS
DOA BERSAMA: Warga Karangasem melakukan upacara ngastitiang jagat Bali, Minggu (24/9). Polisi, hingga Minggu (24/9) terus menggelar patroli keamanan di sekitar Gunung Agung, Karangasem, Bali.RAKA DENNY/JAWAPOS

KLUNGKUNG–Status tanggap darurat bencana sejak Senin (18/9) sampai Minggu (1/10) mendorong Pemprov Bali bergerak cepat. Apalagi, setelah Gunung Agung naik level menjadi awas tiga hari lalu (22/9). Mereka mengambil alih penanganan pengungsi di Kabupaten Karangasem. Dari Posko Utama Satgas Siaga Darurat di Dermaga Tanah Ampo, mereka mengatur kendali.Gubernur Bali I Made Mangku Pastika mengungkapkan, pejabat teras Pemda Bali siaga di posko tersebut.

“Sekarang Pemprov Bali pindah ke (Dermaga) Tanah Ampo,” ungkap Pastika ketika diwawancarai kemarin (24/9). Berdasar data terakhir yang diperoleh Jawa Pos pada pukul 12.00 WITA, jumlah pengungsi di wilayah Karangasem sudah mencapai 15.129  jiwa. Sedangkan pengungsi di luar Karangasem sebanyak  23.447 jiwa.

Menurut Pastika, angkanya masih akan terus naik. Pria yang menjabat sebagai gubernur Bali sejak Agustus 2008 itu menyampaikan, jumlah peng­ungsi yang terus bertambah membuat Pemkab Karangasem kewalahan. “Sehingga Karang­asem kerjanya terlalu banyak,” ujarnya. Karena itu, Pemprov Bali memutuskan untuk meng­ambil alih penanganan pengungsi di kabupaten tersebut.

Namun demikian, bukan berarti pengungsi yang memilih lokasi pengungsian di wilayah lain tidak dapat perhatian pemerintah. Pastika menuturkan, pihaknya sudah menugaskan setiap pimpinan daerah konsentrasi terhadap pengungsi di wilayah masing-masing. “Bupati standby. Sementara Pemprov Bali ambil alih Karangasem,” kata dia.

Pastika menilai Pemprov Bali perlu turun langsung menangani pengungsi di Karangasem lantaran kondisi di sana tidak lagi dapat ditangani oleh pemerintah kabupaten. Disamping jumlah pengungsi paling tinggi, Karangasem juga paling dekat dengan Gunung Agung. “Kalau benar-benar terjadi erupsi. Minimal jumlah pengungsi 70 ribu,” imbuhnya.

Untuk itu, Pastika menekankan agar seluruh aparat pemerintah di Bali harus siap. Baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota. “Urusan ini belum tentu selesai satu minggu, satu bulan, satu tahun,” tutur dia. “Tentu semua harus siap. Kami siap, pemerintah pusat juga siap,” tambahnya. Meski Pemprov Bali konsentrasi di Karangasem, dia memastikan anak buahnya ada di setiap lokasi pengungsian.

Dari total 42 SKPD yang berada di bawah koordinasi Pemprov Bali, tidak satu pun yang berdiam diri. “Kami kirim ke lokasi-lokasi pengungsian besar,” tutur Pastika. (syn/)