25 radar bogor

Korem Nobar Film Pengkhianatan G30S/PKI

NONTON BERSAMA: Korem 061/Suryakancana menggelar nonton bareng film G30S/PKI di aula Suryakancana, Jalan Merdeka, kemarin (22/9). Nobar ini akan dilaksanakan hingga 30 September mendatang.
NONTON BERSAMA: Korem 061/Suryakancana menggelar nonton bareng film G30S/PKI di aula Suryakancana, Jalan Merdeka, kemarin (22/9). Nobar ini akan dilaksanakan hingga 30 September mendatang.

BOGOR–Perintah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk menggelar nonton bareng film ”G30S/PKI” langsung ditindaklanjuti anak buahnya. Di Kota Bogor, nobar itu digelar kemarin (22/9), dengan pelaksana Korem 061 Suryakancana.

Hanya saja, dalam tayangan yang digelar di Balai Suryakan­cana, Jalan Merdeka itu, ada beberapa perubahan dalam film yang disutradarai oleh Arifin C Noer tersebut. Dulunya berdurasi 3 jam lebih, kini hanya 57 menit 30 detik. “Jadi, tinda­kan-tindakan kekerasan yang ada di dalamnya, sudah diedit, sehingga murni film sejarah dan layak dikonsumsi semua kalangan, termasuk anak-anak,” ujar Danrem 061 Suryakancana, Kolonel Inf Mirza Agus.

Dia mengatakan, film ini mengisahkan bagaimana proses kudeta yang dilakukan PKI di bawah Letkol Untung terhadap Pemerintah Indonesia. “Saya lihat film ini bagus, karena isu tentang kudeta pengambil alih kekuasaan oleh PKI terlihat jelas,” bebernya.

Dia menyebutkan, pemutaran film tersebut ditujukan kepada para prajurit dan warga, agar memahami sejarah kelam bangsa Indonesia pada peristiwa pemberontakan G30S/PKI tanggal 30 September 1965. “Pemutaran film ini dinilai penting untuk menambah pengetahuan sejarah sekaligus mengingatkan generasi muda yang tidak mengerti tentang sepak terjang PKI dan bahaya latennya yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945,” terangnya.

Mirza menambahkan, diha­rapkan dalam satu hari film ”G30S/PKI” rutin ditayangkan dua kali, siang hari dan malam hari selesai jam dinas. Selain di Makorem, penayangan film ”G30S/PKI” juga akan dilakukan di masing-masing koramil.

“Kalau ada pelajar yang ingin nobar bisa memberikan surat permohonan. Nanti kami fasilitasi untuk menayangkannya. Intinya, penayangan film ini untuk mengedukasi dan menguak fakta sejarah,” tandasnya.(wil/c)