25 radar bogor

PKL Bikin Tidak Nyaman

BIKIN SEMRAWUT: Keberadaan PKL di Jalur PU, tepatnya di depan Pasar Citeureup I, terus dikeluhkan masyarakat karena membuat pasar tradisional itu dipenuhi sampah.
BIKIN SEMRAWUT: Keberadaan PKL di Jalur PU, tepatnya di depan Pasar Citeureup I, terus dikeluhkan masyarakat karena membuat pasar tradisional itu dipenuhi sampah.

CITEUREUP–Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di depan Pasar Citeureup I, lagi-lagi dikeluhkan warga yang ingin belanja ke pasar tradisional itu. Sebab, selain bikin lingkungan pasar kumuh, keberadaan lapak PKL di Jalur PU ini bikin konsumen tidak nyaman berbelanja.

Meski sudah sering dikeluhkan para pedagang yang menempati kios di Pasar Citeureup I, hingga kini PKL masih bebas berjualan. “Pasar yang semrawut akibat PKL ini, jelas membuat masyarakat tidak nyaman belanja di Pasar Citeureup,” ujar Samudra (44), warga Desa Tarikolot.

Meski PD Pasar sudah berusaha menata lingkungan agar rapi, sampah-sampah yang dihasilkan para PKL tetap saja berserakan. “Kalau harga kebutuhan di sini memang lebih murah. Tapi, kondisi­nya kumuh, jadi tak nyaman,” ucapnya.

Lapak semipermanen milik para PKL, sambungnya, juga membuat lalu lintas kendaraan tersendat. Dia berharap pemerintah bertindak tegas menertibkan ratusan PKL di sekitar Pasar Citeureup.“Bisa kebayang jika hujan. Pasti akan banjir karena sampah menutupi drainase,” terangnya.

Menanggapi hal itu, Kasi Trantib Kecamatan Citeureup Yandres Reke menegaskan, pihaknya akan mengirim surat pemberitahuan dua dan tiga (SP2 dan SP3) kepada para PKL.

Namun, Yandres mengaku, belum ada keluhan langsung dari masyarakat. “Sampai saat ini belum ada keluhan. Jika memang mengganggu, segera kami tertibkan para PKL ini,” tegasnya.

Menurutnya, keberadaan PKL ini mela­nggar Perda Ketertiban Umum. Sehingga harus ditertib­kan sesuai aturan. “Penertiban tak bisa secara cepat. Kami harus koordinasi dulu untuk pengerahan personel yang lebih banyak,” tandasnya.(azi/c)