25 radar bogor

Terkait Penemuan Sumur Garam di Sukamakmur

Azis/Radar Bogor/c GARAM: Warga Kampung Jogjogan, Desa Wargajaya, menunjukkan air dari salah satu sumur yang bisa diolah menjadi garam.
GARAM: Warga Kampung Jogjogan, Desa Wargajaya, menunjukkan air dari salah satu sumur yang bisa diolah menjadi garam.

SUKAMAKMUR–Keberadaan sumber garam di Kampung Jogjogan, Desa Wargajaya, yang berbatasan dengan Desa Suka­harja, Kecamatan Sukamakmur, menjadi keberkahan bagi warga setempat.

Selain bisa dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari, ke depan sumber garam ini dapat menunjang perekono­mian warga. Demikian dikatakan Camat Sukamakmur, Zaenal Ashari.

“Saya yakin daerah di sekitar sumber garam itu akan diuntu­ngkan. Selain bisa digunakan masak, garam juga bisa dikelola hingga diproduksi dan dipa­sarkan ke masyarakat luas,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Keberadaan sumber garam itu, kata Zaenal, sangat mem­bantu di tengah tingginya harga garam. Situasi ini, jadi pelu­ang warga sekitar untuk me­mikirkan peningkatan ekonomi dengan memanfa­atkan sumber daya alam.

“Saya yakin, setelah dimotivasi masyarakat bisa menjalaninya dengan baik,” terangnya. Tugas pemerintah selanjutnya mendo­rong masyarakat meningkatkan fungsi garam ini menjadi produk layak jual.

Setelah warga mampu mem­pro­duksi, pemerintah akan membantu pemodalan dan distribusi. “Bisa saja kami ajukan bantuan ke pemerintah pusat,” tuturnya. Rencana itu diamini Kepala Desa Wargajaya, Sumri Setiawan.

Dia menilai, sumur garam itu menjadi potensi desa dan dapat dikembangkan menjadi badan usaha milik desa (Bumdes). Pada intinya, Bumdes itu akan mengarah pada pening­katan ekonomi masyarakat.

“Sudah kami rencanakan. Masyarakat akan kami sejahte­rakan melalui Bumdes. Khusus­nya pada pengelolaan garam,” ucapnya kepada Radar Bogor. Ke depannya akan men­jadikan daerah Wargajaya identik dengan area sentra garam.

Sehingga, warga Kabupaten Bogor memiliki garam lokal yang dikelola warga. “Haram kita pakai garam ekspor, karena Bogor sudah mampu mempro­duksinya,” terangnya.

Hingga kemarin, warga sekitar sumur sumber garam tak kehabisan air bahan garam. Umumnya, warga menggunakan metode perebusan air untuk mengubah air ke garam. Garam yang dihasilkan dianggap lebih bagus dari garam di pasaran.

“Garam yang kami buat lebih bagus. Cukup satu liter air kami rebus dan jadinya 1/4 kilogram garam murni yang bisa dikonsumsi,” kata Humadi (48), salah seorang warga setempat.(azi/c)