25 radar bogor

Goyang Lidah dengan Pangan Lokal

DISERBU: Festival Pangan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Bogor yang berlangsung di Balaikota Bogor, ramai dikunjungi pengunjung kemarin (17/9). Nelvi/radar bogor.
DISERBU: Festival Pangan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Bogor yang berlangsung di Balaikota Bogor, ramai dikunjungi pengunjung kemarin (17/9). Nelvi/radar bogor.

BOGOR–Kota Bogor adalah surganya wisata kuliner. Kota yang dipimpin Bima Arya ini memiliki beragam macam jenis kuliner lokal yang menggoyang lidah. Hal itu terlihat dalam Festival Pangan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Bogor yang berlangsung di Balaikota Bogor, kemarin (17/9).

Salah satu stan terlihat menarik perhatian pengunjung, yakni stan makanan berbahan dasar singkong. Kepada Radar Bogor, pemilik produk berbahan dasar singkong, Gozali (49) mengatakan, seluruh produk jualannya memang berbahan dasar singkong.

Adapun singkong yang diolahnya berasal dari kebunnya sendiri hingga menjadi ragam penganan. Sebut saja, risol, sosis, cassava fries, gentur, juga gembos. Dua makanan terakhir mungkin sudah jarang ditemukan karena termasuk makanan tradisional.

“Ada singkong yang diolah menjadi makanan tradisional tapi ada juga yang kekinian. Ide awalnya, karena saat itu singkong sedang rendah harganya. Tadinya menjadi bahan bioetanol, tapi sulit memasarkannya. Akhirnya, saya putar otak dan jadilah produk makanan ini,” ujarnya.

Gozali mengatakan, tidak terlalu banyak singkong yang dibutuh­kannya. Sekali produksi hanya 25 kilogram yang bisa ia dapatkan dari lima pohon singkong yang ditanamnya. “Satunya dijual Rp2.500,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Keamanan Pangan pada DKP Kota Bogor Tety Sovia mengata­kan, festival yang dilaksanakan sejak Sabtu itu (16/9), merupa­kan rangkaian perayaan Hari Pangan Nasional. Pihaknya kemudian menghimpun ibu-ibu dari Kelompok Wanita Tani (KWT) dan sebagian dari UKM-UKM untuk mengikuti festival ini.

“Selain produknya dipamerkan juga dinilai dan dilombakan. Mereka juga nanti mendapatkan penilaian dari koki, apa-apa saja yang kurang mulai dari bahan baku, penampilan, packaging, komposisinya, formulanya, dan segala macam,” jelasnya.

Selain itu, sambung Tety, Festival Pangan ini juga bertujuan untuk melestarikan pangan lokal nonberas. Produk yang ditawarkan semuanya berbahan nonberas, mulai sing­kong, talas, jagung, dan masih banyak lagi, yang secara tidak langsung untuk diversifi­kasi pangan dan melestarian pangan lokal. (wil/c)