25 radar bogor

Di Balik Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah

MAJU BERSAMA: Para KPS dan pustakawan mengikuti diklat yang diselenggarakan BMPS dan IPI.
MAJU BERSAMA: Para KPS dan pustakawan mengikuti diklat yang diselenggarakan BMPS dan IPI.

Semakin berkembangnya kecanggihan teknologi dan kecepatan mendapatkan informasi, berimbas pada minimnya minat pelajar berkunjung ke perpustakaan. Hal tersebut mendorong Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Bogor bekerja sama dengan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) menggelar pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi kepala perpustakaan sekolah (KPS) angkatan 2017.

Sekretaris Umum BMPS Syabar Suwardiman menye­butkan bahwa pelatihan ber­tujuan agar KPS mampu me­narik pelajar untuk mengunjungi perpustakaan dan menguasai teknologi informasi yang berkembang saat ini.

“Di era digital seperti ini, yang namanya literasi kan tidak hanya buku juga gawai (gadget, red). Kemudian bagaimana gawai itu juga bisa dimanfaatkan, karena link-nya itu tersambung pada perpustakaan-perpus­takaan yang menyediakan buku-buku bagus tidak hanya di perpustakaan lokal juga internasional,” bebernya.

Sehingga ketika memegang gawai, sambung Syabar, siswa tidak semata-mata bermain game atau sebagainya, tapi bisa membaca buku melalui gawai. “Jadi, akan sinkron ketika kepala perpustakaan menguasai literasi digital, kalau siswa mencari buku yang mereka inginkan.Jika secara manual tidak ada, siswa bisa diarahkan ke literasi digital. Jadi sebenarnya perpus­takaan tidak akan mati,” jelasnya.

Namun, menurut ahli buku itu, akan tetap lebih praktis buku dibandingkan gawai. Para peserta yang hadir berasal dari KPS tingkat SD, SMP, dan SMA di Kota dan Kabupaten Bogor, juga Bali. Mereka dilatih beragam keahlian termasuk literasi digital dalam waktu dua minggu.
“Yang membuat saya bahagia, pelatihan ini diikuti empat peserta dari Bali, saya umumkan lewat grup sekolah swasta dan ternyata antusias sekali peserta dari Bali sampai mengirimkan empat peserta,” tambahnya.

Besarnya antusias peserta mengikuti diklat tersebut, mendorong BMPS dan IPI untuk mengadakannya setiap tahun seperti yang disampaikan perwakilan IPI Juznia Andriyani. Dia pun berharap bahwa kegiatan ini dapat mencetak tenaga pustakawan yang handal.

Ni Nyoman Maryani, salah satu peserta diklat KPS dari Bali menyebutkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para KPS.

“Kita diberi pembekalan yang berkaitan dengan pustakawan, jadi secara tidak langsung kita mampu mendapatkan materi yang dikembangkan, bagaimana seorang pustakawan menjadi profesional dan memahami ba­gaimana mengelola perpus­takaan itu sendiri dari segi materi luma­yan padat, seperti kuliah satu se­mester dipa­datkan menjadi dua minggu,” terang­nya.(cr1/c)