25 radar bogor

Bekas Bangunan Semipermanen PKL

BONGKAR: Petugas melanjutkan pembongkaran bangunan bekas pedagang kaki lima di jalur Puncak yang ditertibkan. Sampah bekas materialpun menumpuk dan bertahap dibersihkan.
BONGKAR: Petugas melanjutkan pembongkaran bangunan bekas pedagang kaki lima di jalur Puncak yang ditertibkan. Sampah bekas materialpun menumpuk dan bertahap dibersihkan.

CISARUA–Pembongkaran tahap pertama bekas bangunan pedagang kaki lima membuat pemerintah kewalahan menangani sampah puing. Tak tanggung-tanggung, sampah yang diangkut mencapai 208 ton.

Tercatat 539 bangunan di sepanjang jalur Puncak, Kecamatan Cisarua hingga Megamendung diratakan, sejak 5 September lalu. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Panji. K. Satriadji mengatakan, mayotitas sampah yang diangkut berupa kayu dan bangunan. Sebanyak 31 truk diterjunkan untuk menangani sisa pembongkaran. Selanjutnya puing dibuang ke TPS Galuga.

“Dinas kami mengerahka 31 truk dan mengangkut 208 ton yang memakan waktu beberapa hari,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin (14/9).

Panji menjelaskan, untuk tahap pertama DLH membutuhkan tiga hari untuk mengangkut sampah. Rinciannya, dari 208 ton sampah baru diangkut sebagian besar oleh 26 truk. Tersisa 32 ton yang belum diangkut dari 5 truk.

Oleh sebab itu, tahap kedua yang akan dilakukan 18 September pekan depan. Agar lebih cepat, akan ada penambahan armada. Selain itu, akan mengerahkan beberapa Unit Pelayanan Teknis (UPT).

“Kami akan tambah armada untuk menyelesaikan sisa pembongkaran tahap dua,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala UPT Kebersihan Ciawi pada Dinas Lingkungan Hidup, Sofian Haerudin mengatakan, penertiban pedagang kaki lima yang dilakukan membuat jalur puncak dipenuhi puing-puing sisa pembong­karan. UPT Kebersihan mengaku sudah mengangkut hampir 20 ton material sisa pembongkaran perhari.

Banyaknya material sisa pembong­karan membuat pengangkutan tidak bisa dilakukan cukup dua atau tiga hari. Sofian mengaku, kesulitan itu terbantu jika pedagang masih memanfaatkan material sisa pembongkaran dan mengambilnya sendiri.

“Mari masyarakat bantu untuk memanfaatkan yang masih bisa digunakan, karena bagaimanapun jalur Puncak harus kembali bersih dengan segera, dan itu menjadi tugas kami di lapangan sebagai kepanjangan tangan Dinas Lingkungan Hidup,” ungkapnya.

Untuk membersihkan kembali jalur Puncak dari material sisa pembongkaran, pihaknya mengerahkan satu unit tronton dan dibantu truk-truk berukuran sedang. Satu hari truk tronton bisa mengangkut hingga 10 ton dengan 20 ritase.(don/c)