25 radar bogor

Melihat Uji Kompetensi Perajin Batik se-Kota Bogor

SERIUS: Salah satu perajin batik Bogor sedang membuat motif pada salah satu kain yang akan menjadi bahan penilaian di Batik Bogor Tradisiku, kemarin (12/9). kelik/ radar bogor
SERIUS: Salah satu perajin batik Bogor sedang membuat motif pada salah satu kain yang akan menjadi bahan penilaian di Batik Bogor Tradisiku, kemarin (12/9). kelik/ radar bogor

Keterampilan perajin batik di Kota Bogor kini mulai diuji kompetensinya. Hal itu bukan hanya menjaga kualitas batik, tapi juga untuk melestarikan pengakuan UNESCO bahwa batik merupakan warisan budaya harta benda dari Indoensia.

Laporan: fikri Setiawan

Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), Subagyo mengatakan, sedikitnya ada 30 perajin batik asal Kota Bogor yang menjalani uji kompetensi di Batik Bogor Tradisiku, Kecamatan Tanahsareal, kemarin (12/9). “Diminta Kementerian Perindustrian untuk menyertifikasi pekerja batik.

Kita bawa assesor empat orang, yang satu asal Bogor, tapi tidak ikut menilai agar hasilnya independen,” jelasnya kepada Radar Bogor kemarin (12/9).

Para perajin itu diuji dari tiga segi kriteria, antara lain dari segi keterampilan, pengetahuan membatiknya yang diukur berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), serta sikapnya yang benar-benar menujukkan sebagai orang yang kompeten. “Diuji untuk membuktikan bahwa betul tidak mereka kompeten. Hasilnya akan kelihatan kompeten atau tidaknya maksimal dua bulan kemudian,” terangnya.

Uji kompetensi dilakukan seharian kemarin. Masing-masing assesor mendapat jatah untuk menguji sepuluh perajin batik. Sengaja dilakukan dengan cepat, karena pihaknya harus berkeliling daerah untuk melakukan hal yang sama. Sejak berdirinya LSP pada 2015, hingga kini sudah ada sebanyak 6.500 perajin batik yang ia sertifikasi. “Masa berlakunya hingga tiga tahun, nanti harus diuji lagi,” kata Subagyo.

Sementara itu, pemilik Batik Bogor Tradisiku, Syamhudi Siswaya merasa bangga karena tempatnya dianggap layak untuk melaksanakan kegiatan uji kompetensi perajin batik. Maka, ia berharap, setelah disertifikasi, kualitas batik di Kota Bogor akan semakin meningkat. “Saya berharap, setelah disertifikasi akan ada kebanggaan bagi setiap pengusaha-pengusaha batik di Bogor bahwa karyawannya sudah kompeten,” ungkapnya.

Bisnisnya di Bogor sendiri memang sudah terbilang lama. Bahkan, banyak yang bilang bahwa dirinya merupakan pelopor batik di Kota Bogor. Hingga kini pihaknya masih konsisten manyajikan bahan kain batik hingga pakaian batik yang sudah siap pakai.(rp1/c)